Sanna Marin, Perdana Menteri Termuda di Dunia
HELSINKI – Sanna Marin telah dilantik sebagai Perdana Menteri Finlandia pada 12 Desember lalu. Menyusul pengunduran diri Perdana Menteri Antti Rinne pekan lalu, setelah mitra koalisi utama menarik dukungan karena kurangnya kepercayaan, parlemen negara itu memilih Marin sebagai Perdana Menteri baru. Pelantikan ini menjadikan Marin sebagai Perdana Menteri termuda di dunia, dengan usia 34 tahun.
Marin lalu membentuk pemerintahan baru yang mayoritas diisi kaum perempuan, dengan 12 menteri perempuan dan tujuh menteri pria. Melansir dari berbagai sumber, sebagai seorang Sosial Demokrat, ia telah menjadi anggota Parlemen Finlandia sejak 2015 dan menjadi Menteri Transportasi dan Komunikasi pada 6 Juni 2019.
Marin lulus dari Sekolah Menengah Pirkkala pada tahun 2004 pada usia 19 tahun. Selanjutnya, ia lulus dari Universitas Tampere dengan gelar Master of Administrative Sciences pada 2017. Marin lalu bergabung dengan Pemuda Sosial Demokrat pada tahun 2006 dan menjabat sebagai Wakil Presiden pertamanya dari 2010 hingga 2012.
Marin adalah kandidat dalam pemilihan kota Finlandia 2008, tetapi tidak terpilih. Dia aktif dalam politik sejak 2012. Dalam pemilihan pada 2012, Marin terpilih menjadi Dewan Kota Tampere pada usia 27, yang merupakan momen terobosan dalam karir politiknya.
Marin juga pernah menjabat sebagai ketua Dewan Kota sejak 2013 hingga 2017. Pada 2017, ia terpilih kembali menjadi Dewan Kota. Ia juga tercatat sebagai anggota Majelis Dewan Daerah Tampere dan juga pernah menjabat sebagai anggota Dewan Regional Pirkanmaa sejak 2013 hingga 2016.
Marin terpilih sebagai wakil ketua kedua Partai Sosial Demokrat pada tahun 2014. Pada 2015, di usia 30, ia terpilih menjadi anggota Parlemen Finlandia sebagai anggota parlemen dari daerah pemilihan Pirkanmaa. Empat tahun kemudian, Marin terpilih kembali. Pada 6 Juni 2019, ia menjadi Menteri Transportasi dan Komunikasi.
Dalam wawancara dengan Reuters, Marin mengaku memiliki banyak pekerjaan rumah untuk membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Pasca pelantikan, Marin menuturkan, menjadi seorang perempuan bukanlah sebuah hambatan untuk maju dan menggapai cita-cita. Hal yang terpenting menurutnya adalah kemauan untuk bekerja keras dan memiliki kompetensi yang baik.
“Saya tidak pernah memikirkan usia atau jenis kelamin saya. Saya memikirkan alasan saya terjun ke dunia politik dan hal-hal yang membuat kami mendapat kepercayaan dari pemilih,” ucapnya.