Raisi Terpilih Jadi Presiden Iran, Israel Nyalakan Tanda Bahaya
TEL AVIV – Israel bereaksi atas kemenangan Ebrahim Raisi dalam pemilihan presiden Iran . Israel mengatakan masyarakat internasional harus memiliki keprihatinan serius dengan terpilihnya Raisi. Israel mengatakan Raisi adalah presiden paling ekstrem dan akan meningkatkan aktivitas nuklir Iran .
“Presiden baru Iran, yang dikenal sebagai Jagal Teheran, adalah seorang ekstremis yang bertanggung jawab atas kematian ribuan orang Iran. Dia berkomitmen pada ambisi nuklir rezim dan kampanye teror globalnya,” kata Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid di Twitter yang dikutip dari Arab News, Minggu (20/6/2021).
Sementara pendapat yang sama juga diungkapkan juru bicara kementerian luar negeri Israel Lior Haiat dalam utas Twitter yang kritis.
“Dia adalah tokoh ekstremis, yang berkomitmen pada program nuklir militer Iran yang berkembang pesat,” katanya seperti dikutip dari BBC.
Dalam utas Twitter-nya, Lior Haiat menyebut Raisi sebagai “jagal Teheran”, mengacu pada eksekusi massal ribuan tahanan politik pada tahun 1988.
Ebrahim Raisi dinyatakan sebagai pemenang pemilu presiden iran pada Sabtu, dalam perlombaan yang secara luas dipandang dirancang untuk kemenangannya.
Raisi adalah hakim tertinggi Iran dan memiliki pandangan ultra konservatif. Ia akan dilantik pada Agustus mendatang dan menjadi presiden Iran pertama yang menjabat saat berada di bawah sanksi Amerika Serikat (AS) dan telah dikaitkan dengan ekskusi tahanan politik di masa lalu.Dalam sebuah pernyataan setelah kemenangannya, dia berjanji untuk memperkuat kepercayaan publik kepada pemerintah, dan menjadi pemimpin bagi seluruh bangsa.
“Saya akan membentuk pemerintahan yang bekerja keras, revolusioner dan anti korupsi,” katanya seperti dikutip media pemerintah.
Iran dan Israel telah lama berada dalam “perang bayangan”, yang mengakibatkan kedua negara ambil bagian dalam aksi balas dendam, tetapi sejauh ini menghindari konflik habis-habisan. Namun belakangan, permusuhan antara keduanya kembali meningkat.
Situasinya rumit, tetapi salah satu sumber ketegangan terbesar adalah aktivitas nuklir Iran.
Iran menyalahkan Israel atas pembunuhan ilmuwan nuklir utamanya tahun lalu dan serangan terhadap salah satu pabrik pengayaan uraniumnya pada April.
Sementara itu, Israel tidak percaya bahwa program nuklir Iran adalah murni damai, dan yakin itu bekerja untuk membangun senjata nuklir.
Pemerintah baru Israel, yang dilantik pada hari Minggu, mengatakan akan keberatan dengan kebangkitan kembali kesepakatan nuklir 2015 antara kekuatan dunia dan Iran.
Israel melihat Iran yang bersenjata nuklir sebagai ancaman eksistensial. Namun Teheran membantah berusaha mendapatkan senjata nuklir.