Pompeo Lanjutkan Sharing Intelijen Meski Inggris Izinkan Huawei
LONDON – Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mendukung peran Inggris dalam sistem istimewa untuk sharing intelijen AS. Dia menepis perselisihan terkait keputusan London mengizinkan perusahaan China, Huawei, untuk membangun jaringan telepon seluler baru di Inggris.
Dalam kunjungan sangat simbolis ke Inggris, hari sebelum negara itu keluar dari Uni Eropa (UE), Pompeo menyatakan jaringan sharing intelijen “Lima Mata” tetap kuat dan berjalan meski keputusan Inggris pekan ini tidak mengeluarkan Huawei dari suplai peralatan telekomunikasi 5G.
Pompeo juga menyatakan Inggris akan berada di barisan depan untuk kesepakatan dagang pasca-Brexit dengan AS. Sikap ini berbeda dengan pendahulu Presiden Donald Trump, Barack Obama yang mencoba meyakinkan pemilih Inggris agar tidak mendukung Brexit.
AS selama ini menerapkan tekanan kuat pada negara-negara lain untuk mengeluarkan Huawei dari jaringan seluler. AS beralasan teknologi Huawei dapat memberi pintu belakang untuk aktivitas spionase China. Huawei menyangkal tuduhan itu dan menegaskan peralatannya bukan ancaman keamanan.
“Saya sangat yakin bahwa dua bangsa kita akan menemukan cara bekerja sama menyelesaikan perbedaan ini,” papar Pompeo yang menekankan kuatnya hubungan kedua negara.
AS sejak lama menegaskan dapat membatasi sharing intelijen dengan negara-negara yang tidak mengeluarkan Huawei dari sistem jaringan seluler. AS dan Inggris termasuk dalam kelompok sharing intelijen “Lima Mata” yang melibatkan Australia, Kanada dan Selandia Baru.
“Dengan menghormati pada informasi dan hubungan Lima Mata, hubungan itu dalam, itu kuat, itu akan tetap ada. Semua elemen lima mata akan bekreja sama untuk memastikan sistem itu cukup aman,” ujar Pompeo.