Polisi Hong Kong Buka Peluang Pakai Peluru Tajam Hadapi Demo
NAGALIGA — Kepolisian Hong Kong mengeluarkan pernyataan peluang menggunakan peluru tajam dalam kondisi tertentu menghadapi para demonstran di sana.
Seperti dilansir AFP, pernyataan itu diungkapkan Juru Bicara Kepolisian Hong Kong Louis Lau lewat siaran langsung Facebook. Peringatan itu sendiri dilayangkan terkait aksi terkini para demonstran di kawasan Kowloon, sekitar Universitas Politeknik Hong Kong (PolyU).
Para demonstran di sana disebut ikut pula mencoba menyerang polisi yang hendak masuk ke dalam kampus memburu pengunjuk rasa diduga provokator. Para demonstran berlindung di balik payung dari terjangan meriam air membalas dengan lemparan bom molotov ke kendaraan lapis baja polisi.
Atas kejadin tersebut, polisi pun menetapkan kawasan kampus tersebut sebagai titik kerusuhan di mana hukuman bagi pelaku rusuh adalah maksimal 10 tahun penjara.
“Saya dengan ini memperingatkan para perusuh untuk tidak menggunakan bom bensin, panah, mobil, atau senjata mematikan apapun untuk menyerang polisi,” kata Louis Lau.
Louis memperingatkan jika para demonstran tetap melempari bom molotov hingga panah, maka tak ada pilihan lain.
“Kami tidak punya pilihan selain menggunakan kekuatan minimun yang diperlukan, termasuk menggunakan peluru tajam untuk menyerang balik,” kata Louis
Penggunaan peluru tajam adalah sesuatu yang sangat dihindari dalam pelaksanaan pengamanan demo di Hong Kong. Akan tetapi, penggunaan peluru tajam itu sendiri di nilai masih ada.
Terkini, setidaknya sudah tiga demonstran yang terkena tembakan peluru polisi pengaman demo.
Para demonstran di sana disebut ikut pula mencoba menyerang polisi yang hendak masuk ke dalam kampus memburu pengunjuk rasa diduga provokator. Para demonstran berlindung di balik payung dari terjangan meriam air membalas dengan lemparan bom molotov ke kendaraan lapis baja polisi.
Atas kejadin tersebut, polisi pun menetapkan kawasan kampus tersebut sebagai titik kerusuhan di mana hukuman bagi pelaku rusuh adalah maksimal 10 tahun penjara.
“Saya dengan ini memperingatkan para perusuh untuk tidak menggunakan bom bensin, panah, mobil, atau senjata mematikan apapun untuk menyerang polisi,” kata Louis Lau.
Louis memperingatkan jika para demonstran tetap melempari bom molotov hingga panah, maka tak ada pilihan lain.
“Kami tidak punya pilihan selain menggunakan kekuatan minimun yang diperlukan, termasuk menggunakan peluru tajam untuk menyerang balik,” kata Louis
Penggunaan peluru tajam adalah sesuatu yang sangat dihindari dalam pelaksanaan pengamanan demo di Hong Kong. Akan tetapi, penggunaan peluru tajam itu sendiri di nilai masih ada.
Terkini, setidaknya sudah tiga demonstran yang terkena tembakan peluru polisi pengaman demo.