PM Pakistan Tantang Narendra Modi Debat Terbuka di TV Nasional
Perdana Menteri (PM) Pakistan, Imran Khan, menantang PM India, Narendra Modi, untuk debat terbuka. Tantangan itu disampaikan pada Selasa (22/2/2022) dan disebut untuk menyelesaikan perbedaan antara kedua tetangga itu.
“Saya akan senang berdebat dengan Narendra Modi di TV,” kata Khan kepada Russia Today, dikutip dari Reuters.
Dia menerangkan bahwa debat itu akan menjadi contoh bagi miliaran orang, bahwa silang pandangan dapat berakhir dengan debat atau dialog.
1. India dan Pakistan seringkali bersaing satu sama lain
Sejak memperoleh kemerdekaannya 75 tahun silam, kedua negara telah berperang sebanyak tiga kali. Hubungan keduanya juga terus menegang akibat sengketa wilayah utara Kashmir, di mana keduanya mengklaim secara penuh wilayah itu.
“India menjadi negara yang bermusuhan sehingga perdagangan dengan mereka menjadi minimal,” kata Khan.
Dia menekankan kebijakan negaranya adalah mengadakan perdagangan dengan semua negara.
Ketika dimintai keterangan, Kementerian Luar Negeri India tidak segera menanggapi.
2. Pakistan menginginkan hubungan dagang dengan India
Pernyataan Khan terkait perdagangan menyusul komentar baru-baru ini oleh pejabat tinggi Pakistan, Razzak Dawood, bahwa dia mendukung hubungan perdagangan dengan India, yang menguntungkan kedua belah pihak.
Sementara, India TV News melaporkan, sudah sejak lama India juga ingin menormalisasi hubungan dengan Pakistan.
Persebaran kelompok teror di Pakistan telah membuat India menahan diri untuk berhubungan dengan negara tersebut. Pakistan disebut gagal dalam menindak aksi teror, dan sering mengundang rasa malu di forum internasional karena menjadi surga para teroris.
3. Perdagangan regional Pakistan mulai terbatas
Khan mengatakan, opsi perdagangan Pakistan di kawasan sudah terbatas karena beberapa tetangganya, seperti Iran di barat daya yang tengah mendapat sanksi dari Amerika Serikat, dan Afghanistan di mana sedang mengalami krisis usai peralihan kekuasaan.
Namun, hubungan ekonomi Pakistan dengan tetangganya, China, masih mumpuni. Negara tetangga sebelah utara itu telah berkomitmen untuk berinvestasi miliaran dollar untuk infrastruktur dan proyek lainnya di bawah inisiatif Belt and Road.
Wawancara Khan dilakukan pada malam menjelang keberangkatannya menuju Moskow untuk bertemu Presiden Vladimir Putin. Kunjungan yang dijadwalkan selama dua hari tersebut akan memebahas terkait kerja sama ekonomi, dan kunjungan itu sudah direncanakan jauh hari sebelum krisis Ukraina saat ini.
“Ini bukan urusan kami, kami memiliki hubungan bilateral dengan Rusia dan kami benar-benar ingin memperkuatnya,” kata Khan, merujuk pada krisis Ukraina.