Pertempuran Pecah di Kota Saraqeb, Bencana Kemanusiaan Terungkap
AMMAN – Pemberontak Suriah yang didukung pasukan Turki mengklaim berhasil menguasai kembali persimpangan jalan kota Saraqeb. Ini menandai pukulan besar pertama terhadap pasukan pemerintah Suriah.
Presiden Turki Tayyip Erdogan menyatakan perkembangan ini menguntungkan Turki, tiga pekan setelah pemberontak bersenjata kehilangan kontrol kota di persimpangan jalan dua jalan raya utama tersebut. Kota itu sempat dikuasai pasukan pemerintah Suriah yang didukung Rusia.
“Spesialis militer turki menggunakan rudal yang ditembakkan di bahu untuk menjatuhkan pesawat militer Rusia dan Suriah yang terbang di atas provinsi Idlib,” papar laporan televisi Rusia.
Jika laporan itu benar, maka akan menjadi eskalasi serius bagi konflik di Suriah.
“Sejumlah pesawat tempur Suriah juga meluncurkan serangan udara di wilayah pemukiman kota Idlib pada Kamis (27/2),” ungkap beberapa saksi mata.
Militer Suriah melancarkan serangan untuk menguasai wilayah terakhir pemberontak di Idlib setelah sembilan tahun perang di negara itu.
Turki mengirim ribuan pasukan dan peralatan militer ke Idlib untuk mendukung pemberontak melawan operasi militer pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Hampir satu juta warga Suriah telah mengungsi selama tiga bulan terakhir akibat serangan militer Suriah. Ini menjadi gelombang pengungsi terbesar dalam perang di negara itu.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menaytakan pertempuran itu memiliki konsekuensi bencana kemanusiaan dengan korban tewas warga sipil terus bertambah. Sekolah dan rumah sakit juga hancur dalam konflik itu.
“Sebanyak 134 warga sipil, termasuk 44 anak tewas pada Februari saja,” papar Najat Rochdi, penasehat kemanusiaaan PBB di Suriah barat laut, saat berbicara di Jenewa.
Tujuh anak termasuk 11 orang yang tewas saat serangan udara mengenai satu sekolah di Idlib utara pada Selasa (25/2).