Pertama di Eropa, Prancis Konfirmasi Dua Kasus Virus Wuhan
PARIS – Prancis menjadi negara Eropa pertama yang mengkonfirmasi kasus virus corona Wuhan yang mematikan. Menteri Kesehatan negara itu pun mengatakan kemungkinan akan ada kasus baru lainnya.
Menteri Kesehatan Prancis Agnes Buzyn mengatakan dua orang penderita virus corona Wuhan sebelumnya telah pergi ke China. Mereka kini dirawat dalam ruang isolasi di dua rumah sakit yang berbeda. Satu dirawat di sebuah rumah sakit di Paris, yang lainnya di barat daya kota Bordeaux.
Buzyn mengatakan kemungkinan akan ada lebih banyak kasus serupa yang akan muncul. Hal ini tidak terlepas dari perbatasan terbuka di Eropa.
“Kami melihat betapa sulitnya di dunia saat ini untuk menutup perbatasan. Pada kenyataannya, itu tidak mungkin,” katanya
“Kami memiliki dua kasus,” tambahnya. “Kami mungkin akan memiliki kasus lain,” tukasnya seperti dikutip dari ABC News, Sabtu (25/1/2020).
Buzyn mengatakan kecepatan dalam mendiagnosis kasus baru akan sangat penting dalam memperlambat penyebaran virus mematikan ini. Dia mengatakan kemungkinan alasan Prancis menjadi negara Eropa karena negara itu dengan cepat mengembangkan tes yang memungkinkan tenaga medis untuk secara cepat mendiagnosis penderita.
“Anda harus memperlakukan epidemi seperti halnya kebakaran, itu artinya menemukan sumbernya dengan sangat cepat,” ujarnya.
“Kami mengidentifikasi kasus pertama dengan sangat cepat,” sambungnya.
Buszyn mengungkapkan bahwa salah satu penderita, seorang pria berusia 48 tahun, sempat melewati Wuhan sebelum kembali ke Prancis pada Rabu lalu. Ia telah dirawat di rumah sakit di Bordeaux sejak Kamis.
Penderita lain yang dirawat di rumah sakit di rumah sakit kota besar di Paris juga pergi ke China. Namun Buszyn hanya memiliki sedikit informasi tentangnya karena hanya dikonfirmasi beberapa menit sebelum dia berbicara di sebuah konferensi pers.
“Pasien di Bordeaux melakukan kontak dengan sekitar 10 orang sebelum dirawat,” ungkap Buszyn. Kini pihak otoritas Perancis berusaha menghubungi mereka.
Buszyn mendesak warga Prancis untuk menghubungi layanan darurat jika mereka mencurigai ada yang sakit dan tinggal di rumah untuk menghindari penyebaran virus. Ia mengatakan mereka yang melakukan kontak dengan pasien di Bordeaux juga akan diberitahu.
“Sangat penting untuk mengendalikan api secepat mungkin. Maka dari itu perlu untuk mengumpulkan sejarah pasien dan untuk menemukan orang yang berhubungan dengan pasien,” urainya.
Buszyn menjanjikan “transparansi total” ketika negara itu memerangi wabah baru dan mengatakan kementeriannya akan memberikan berita terbaru setiap hari sehingga tidak ada informasi palsu atau hoaks di jejaring sosial.
Jumlah kasus yang dikonfirmasi di seluruh dunia telah meningkat tajam menjadi lebih dari 850, sebagian besar di China. Setidaknya ada 26 yang meninggal dan semuanya di China.
Sebagian besar kasus terjadi di dan sekitar Wuhan atau melibatkan orang yang mengunjungi kota atau memiliki koneksi pribadi dengan mereka yang terinfeksi.
Kurang dari dua lusin kasus telah dikonfirmasi di luar China daratan, di Hong Kong, Makao, Amerika Serikat (AS), Korea Selatan, Jepang, Singapura, Thailand, Taiwan, dan Vietnam serta Nepal.
AS melaporkan kasus keduanya, melibatkan seorang wanita Chicago berusia 60-an yang dirawat di rumah sakit setelah kembali dari China. Ia dilaporkan dalam kondisi baik-baik saja.