Pertahanan AS Fokus pada Kekuatan Militer China dan Rusia
NAGALIGA — Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark Esper menyatakan bahwa mereka kini fokus pada kekuatan militer China dan Rusia. Kata dia, China menjadi prioritas utama di atas Rusia karena mereka mengancam kedaulatan tetangga di Laut China Selatan.
Menurut Esper, Beijing dan Moskow tidak hanya melanggar kedaulatan negara-negara kecil, tetapi juga berusaha merusak hukum dan norma internasional.
“Hari ini tatanan berbasis aturan internasional yang telah dibuat oleh AS dan sekutu-sekutunya sedang diuji. China sekarang menjadi prioritas utama kementerian di posisi pertama dan kedua Rusia,” tutur Esper ketika berbicara di Dewan Hubungan Luar Negeri, New York seperti dikutip South China Morning Post pada Minggu (15/12).
Pernyataan Esper mengacu pada klaim sembilan garis putus-putus atau ‘nine-dashed line’ Beijing hingga ke Laut Cina Selatan. Lalu membangun pulau buatan, tanah reklamasi hingga landasan terbang dan peralatan militer di sana.
Upaya ini sempat memunculkan penentangan dari beberapa negara Asia Tenggara di sekitar wilayah yang diklaim China, seperti Filipina dan Vietnam.
“Upaya berani China untuk memaksakan negara-negara kecil dan menegaskan klaim maritim tidak sah mengancam kedaulatan tetangganya. Merusak stabilitas pasar regional dan meningkatkan resiko kemiskinan,” tuturnya.
Esper juga berpendapat China telah melanggar status quo regional karena tidak mematuhi norma yang ada di Laut China Selatan.
Untuk itu AS menerapkan strategi Indo-Pasifik yang merupakan kombinasi kebijakan militer dan geoekonomi.
Esper menjelaskan kekuatan militer kedua negara tersebut kini kian kuat, dengan berbagai peningkatan angkatan bersenjata hingga ke ruang angkasa maupun di ranah siber.
Presiden China Xi Jinping berambisi agar Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) jadi angkatan militer terbaik pada 2050. Pada 2017 lalu ia mengatakan PLA harus dimodernisasi pada tahun 2035.
Esper menambahkan AS akan menahan langkah China dan memastikan kembali aturan internasional yang berlaku.
Dia sudah dua kali berkunjung ke Indo-Pasifik sejak menjadi menhan. Dan ia mengklaim kawasan itu menginginkan kehadiran AS.
“Mereka berharap kami mencegah agresi, untuk memastikan akses bebas dan terbuka pada komentar vokal dan menegakkan aturan dan normal internasional yang ada,” tutur Esper.
Pada Mei lalu di Kongres AS, laporan tahunan Pentagon juga membahas kekuatan dan pengembangan militer China di Indo-Pasifik.
“Selama beberapa dekade mendatang, [para pemimpin China] fokus mewujudkan China yang kuat dan makmur. Dilengkapi dengan angkatan militer ‘kelas dunia’, mengamankan status China sebagai kekuatan besar dengan tujuan menjadi kekuatan unggulan di wilayah Indo-Pasifik,” tulis laporan itu.