Pengamat: Barat Jadikan Virus Corona Senjata untuk Jatuhkan China
BEIJING – Pengamat dari Institut Chongyang di Universitas Renyang China, John Ross mengatakan, media-media dan tokoh politik Barat menggunakan isu virus Corona untuk menyerang Beijing.
“Ini jelas merupakan situasi di mana orang merasakan ketegangan, karena orang tidak bisa keluar dan mereka jelas khawatir. Ini bahkan terjadi di kota-kota yang tidak terkena dampak langsung,” kata Ross, seperti dilansir Sputnik.
“Saya sangat menghina semua upaya untuk menyerang Tiongkok atas situasi yang sangat serius dan mengganggu bagi semua orang – dan bagi sebagian orang di China adalah masalah hidup dan mati,” sambungnya.
Ross menuturkan, dia melihat adanya upaya untuk mengeksploitasinya wabah virus. Realitas dasar dari situasi ini, papar Ross, bahwa sejarah medis China adalah suatu keajaiban.
“Ini memiliki peningkatan harapan hidup terbesar di sebuah negara besar sejak pembentukan China, (lebih dari negara lain mana pun) di dunia dan ini terlepas dari kenyataan bahwa melatih tenaga medis sangat mahal dan membutuhkan waktu yang sangat lama,” ungkapnya.
“Jelas, China memiliki cakupan dokter atau perawat yang lebih rendah daripada negara maju. Secara kasar, Amerika Serikat (AS) sebagai contohnya, memiliki kepadatan dua kali lipat dari jumlah dokter yang dimiliki China,” sambungnya.
Jadi, paparnya, dalam keadaan itu peningkatan yang luar biasa dalam harapan hidup di China adalah penghargaan terhadap efektivitas sistem medis China secara keseluruhan, karena itu tidak bergantung langsung pada dokter yang dibayar tinggi.
Ross mengatakan, dunia harusnya bersyukur bahwa virus ini telah menyebar di negara yang memiliki catatan medis yang baik,” jelasnya.
Dia kemudian mengatakan, berbeda dengan pernyataan media dan tokoh di Barat, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) justru memuji upaya Beijing dalam memerangi virus yang mulai menyebar dari wilayah Wuhan tersebut.
“WHO memuji tindakan yang diambil oleh pemerintah China, dan yang mengutuk tindakan yang diambil oleh pemerintah Cina? Pakar politik. Maaf, para pakar politik ini tidak memiliki keahlian atau keahlian apa pun dalam pertanyaan tentang bagaimana menghadapi keadaan darurat medis utama, sedangkan WHO memilikinya,” tambah Ross.