Pemimpin Demonstran Hong Kong Serukan Unjuk Rasa Meski Ditangkap
HONG KONG – Para pemimpin pro-demokrasi menyeru warga Hong Kong bergabung dalam unjuk rasa anti-pemerintah pada Minggu (20/10) meski berisiko ditangkap.
Kepolisian melarang unjuk rasa pada Jumat (18/10) dengan alasan membahayakan keselamatan publik. Pengadilan pada Sabtu (19/10) menyatakan tujuan unjuk rasa yakni di persimpangan kereta utama dengan daratan China, dapat diserang dan dirusak.
Pengunjuk rasa garis keras dalam beberapa pekan ini menargetkan bisnis asal China. Mereka menulis grafiti dan membakar bisnis asal China daratan. Warga China yang tinggal di Hong Kong mulai khawatir dengan keselamatan mereka.
“Kami mendorong warga Hong Kong untuk berkumpul secara damai, berpawai secara damai, demi menunjukkan pada seluruh dunia kita masih kuat untuk lima tuntutan,” ungkap salah satu pemimpin unjuk rasa Leung Kwok-hung pada Sabtu (19/10), dilansir Reuters.
Leung berjanji unjuk rasa tetap akan berlangsung meski dianggap ilegal oleh otoritas Hong Kong.
Beberapa tuntutan demonstran adalah hak pilih universal, penyelidikan independen aksi kepolisian terhadap demonstran, amnesti untuk mereka yang didakwa, serta dihentikannya penyebutan demonstran sebagai perusuh.