Pastor Vatikan Dituduh Lakukan Pelecehan Seks ke Pemuda Altar
Dalam investigasi terbaru, ketiga pemuda alter itu mengklaim dilecehkan secara seksual oleh dua pastor dan satu guru.
Salah satu korban menuduh pastor yang membersihkan kamar mandi umum sekolah mencoba melepas jubah handuknya saat hendak mandi.
“Dia ingin membuka baju saya. Saya mencoba menghindar dan pergi. Saya berumur 13 tahun saat itu. Saya jatuh ke tanah dan bertanya kepadanya ‘apa yang Anda lakukan?’ kemudian saya berdiri dan lari,” kata korban tersebut.
Sementara itu, korban kedua mengaku menerima pelecehan di Casa Santa Marta, tempat tinggal para pastor di seminari. Saat itu ia mengatakan masih berusia 10 atau 11 tahun.
“Dia (pastor) meminta saya untuk naik ke kamarnya, dia lalu memangku saya di atas pahanya dan mulai mengelus paha saya dan kemudian meletakkan tangan di bagian pribadi saya,” tutur korban kedua.
Ketiga pria itu mengklaim ada seorang pemuda altar lagi yang menderita pelecehan seksual yang lebih buruk ketimbang mereka alami. Namun, korban keempat itu menolak untuk berbicara ketika dihubungi Le Iene.
Klaim pelecehan ketiga korban tersebut semakin diperkuat oleh beberapa orang saksi yang mengaku menyaksikan pelecehan berlangsung beberapa kali.
Tudingan pelecehan seksual ini datang dua bulan setelah Vatikan berencana mendakwa Pastor Gabriele Martinelli karena diduga melecehkan beberapa calon pastor pada 2012 lalu. Martinelli diduga melakukan tindakan tak senonoh itu ketika ia juga masih belajar di seminari pemuda St. Pius X.
Kasus Marinelli terungkap setelah salah satu program televisi Italia, Le Iene, melakukan investigasi pada 2017 lalu.
Pada September lalu, Vatikan juga memaparkan bahwa pihaknya mendakwa mantan rektor di seminari tersebut, Pastor Enrico Radice. Radice dituding membantu dan bermufakat jahat dalam kasus Matinelli.
Gereka katolik di seluruh dunia telah menghadapi ribuan tuduhan pelecehan seksual terhadap anak. Namun, penyelidikan Le Iene pada 2017 itu adalah yang pertama kalinya menargetkan pastor Vatikan.
“Kami memutuskan untuk terus menggali karena kami merasa bahwa kasus-kasus sebelumnya tidak ditutupi. Ada lebih banyak korban dan lebih banyak pendeta yang terlibat dalam pelecehan seksual di Vatikan,” kata Salah satu dari dua penulis investigasi, Gaetano Pecoraro seperti dikutip dari The Guardian.