Pastikan Keselamatan Kapal Tanker, Jepang Kirim Angkatan Laut ke Timur Tengah
TOKYO – Jepang menyetujui rencana untuk mengirim pasukan angkatan lautnya ke Timur Tengah guna memastikan keselamatan kapal-kapal tankernya yang mengangkut minyak. Jepang sangat bergantung pada impor minyak dari wilayah tersebut.
Keputusan Kabinet Jepang mencerminkan ketegangan yang meningkat antara Iran dan Amerika Serikat (AS) sejak Presiden Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir internasional tahun 2015.
“Mempertimbangkan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, perlu untuk memperkuat upaya pengumpulan informasi kami,” kata Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga dalam konferensi pers.
“Sangat penting untuk mengamankan navigasi yang aman dari kapal-kapal yang berafiliasi Jepang,” imbuh Suga mengutip ketergantungan besar Jepang pada impor minyak dari wilayah tersebut seperti dikutip dari AP, Sabtu (28/12/2019).
Meskipun merupakan sekutu AS, pengiriman pasukan Jepang bukan bagian dari koalisi pimpinan AS yang melindungi saluran air di Timur Tengah. Jepang tampaknya berupaya untuk mempertahankan netralitasnya dalam menunjukkan pertimbangan ke Iran.
Berdasarkan rencana tersebut, Jepang akan mengirim sekitar 260 personel Pasukan Bela Diri Maritim dengan sebuah kapal perusak dan sepasang pesawat pengintai P-3C. Mereka diutamakan untuk pengumpulan intelijen di Teluk Oman, Laut Arab, dan Selat Bab el-Mandeb yang menghubungkan Laut Merah dan Teluk Aden.
Ketua Asosiasi Perminyakan Jepang Takashi Tsukioka menyambut baik pengiriman pasukan dalam sebuah pernyataan: “Situasi Timur Tengah terus tidak menentu dan kami yakin itu akan berkontribusi pada keselamatan navigasi kapal di Timur Tengah.”
Sementara itu Menteri Pertahanan Jepang, Taro Kono, mengeluarkan perintah bagi pasukan untuk mulai mempersiapkan operasi, yang direncanakan untuk satu tahun mulai awal tahun depan.
Kono akan mengunjungi Djibouti di pantai timur Afrika dan Oman akhir pekan ini untuk membahas misi Jepang. Pasukan Jepang telah berbasis di Djibouti sebagai bagian dari upaya anti-pembajakan internasional di lepas pantai Somalia, dan unit P-3C yang saat ini dalam operasi itu akan dialihkan ke misi baru pada Januari, katanya.
Jepang akan menjauh dari Selat Hormuz, tempat koalisi yang dipimpin AS beroperasi.
Perdana Menteri Shinzo Abe menjelaskan rencana itu kepada Presiden Iran Hassan Rouhani ketika dia mengunjungi Tokyo pada pekan lalu.
Jepang, yang memiliki hubungan persahabatan dengan Iran dan AS, juga berupaya menjadi penengah antara keduanya dan memainkan peran yang lebih besar dalam memulihkan stabilitas di kawasan itu, kata para pejabat.
Timur Tengah memasok lebih dari 80% kebutuhan minyak Jepang.
Mengirimkan kapal perang ke wilayah-wilayah ketegangan militer adalah masalah yang sangat sensitif di Jepang karena konstitusi negara pasifik itu pasca-Perang Dunia II membatasi penggunaan kekuatan oleh militer semata-mata untuk pertahanan diri.
Meski begitu Abe, bagaimanapun, telah secara bertahap memperluas peran militer Jepang dalam beberapa tahun terakhir.
Pada Juni, sebuah kapal tanker yang dioperasikan Jepang diserang di Teluk Oman. Washington mengatakan Iran bertanggung jawab dan mendesak Jepang untuk bergabung dengan inisiatif militer yang dipimpin AS.