Parlemen Kyrgyzstan Tunjuk PM Baru Saat Pasukan Dikerahkan ke Bishkek
BISHKEK – Parlemen Kyrgyzstan menggunakan kekuatan darurat pada hari Sabtu untuk menunjuk perdana menteri (PM) baru dalam sebuah langkah untuk mengakhiri kerusuhan selama seminggu di negara itu.
Anggota parlemen, Sadyr Zhaparov, diangkat menjadi PM baru negara itu selama sidang di mana suara proksi digunakan oleh mereka yang berada di dalam majelis untuk mencapai kuorum yang diperlukan.
“Setelah memperoleh pemahaman yang mendalam tentang situasi politik di negara itu, setiap orang telah mengambil langkah untuk kembali ke legalitas dan memutuskan untuk menstabilkan situasi saat ini sesuai dengan hukum,” ujar Zhaparov setelah menerima jabatan perdana menteri pada Sabtu malam seperti dikutip dari Euronews, Minggu (11/10/2020).
Sebelumnya nama Zhaparov telah ajukan sebagai PM oleh Presiden Kyrgyzstan Sooronbai Jeenbekov pada Selasa lalu. Namun langkah itu ditentang oleh kelompok oposisi setelah pemilihan parlemen yang disengketakan pada hari Minggu di mana partai-partai pemerintah menyapu kursi di majelis.
Komisi Pemilihan Umum Pusat Kyrgyzstan pada akhirnya membatalkan hasil pemilu menyusul tekanan dari pihak oposisi.
Ribuan pengunjuk rasa menyerbu gedung-gedung pemerintah awal pekan ini, mendorong Presiden Jeenbekov mengumumkan keadaan darurat. Dia juga mengerahkan pasukan di Ibu Kota Bishkek untuk memberlakukan jam malam pada pukul 9 malam hingga 5 pagi
Para pengunjuk rasa membebaskan mantan presiden Almazbek Atambayev, yang kini menjadi tokoh oposisi dan telah menjalani hukuman 11 tahun penjara atas tuduhan korupsi.
Atambayev berpidato di rapat umum pada hari Jumat di mana dia menyebut mereka yang ingin mengambil kendali negara sebagai penjahat dan bandit.
Kerusuhan minggu ini menandai ketiga kalinya dalam 15 tahun para demonstran berusaha menggulingkan pemerintah di Kyrgyzstan, di mana persaingan antar klan telah mendorong banyak protes.