Odesa Diserang, Amerika Menuduh Rusia Langgar Komitmen Ekspor Gandum
Jakarta – Amerika Serikat mengutuk serangan di pelabuhan Odesa, wilayah selatan Ukraina. Amerika Serikat menganggap Rusia bertanggung jawab atas gempuran itu.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Anthony Blinken berpendapat Moskow tidak taat pada kewajibannya karena menuding Rusia telah melanggar perjanjian ekspor gandum Ukraina.
“Amerika Serikat mengutuk keras serangan Rusia di pelabuhan Odessa,” kata Blinken melalui sebuah pernyataan Sabtu, 23 Juli 2022, seperti dilansir TASS.
“Hanya dalam tempo 24 jam setelah menyelesaikan kesepakatan untuk memungkinkan dimulainya kembali ekspor pertanian Ukraina melalui Laut Hitam, Rusia melanggar komitmennya dengan menyerang pelabuhan bersejarah, tempat ekspor gandum dan pertanian akan dioperasikan lagi berdasarkan perjanjian ini,” ujar Blinken, menambahkan.
Menurut Blinken, Rusia menindas Ukraina dan dunia dengan menyandera pasokan pangannya. Sektor pangan merupakan yang paling vital bagi ekonomi Ukraina.
“Serangan ini sangat menimbulkan keraguan pada kredibilitas komitmen Rusia terhadap kesepakatan kemarin dan merusak upaya PBB, Turki, dan Ukraina dalam membawa bahan makanan pokok ke pasar dunia,” katanya.
Sebelumnya pada Sabtu, 23 Juli 2022, rudal-rudal Rusia menghantam wilayah selatan pelabuhan Odesa, Ukraina. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut serangan Rusia itu adalah barbarisme, yang memperlihatkan kalau Moskow tidak bisa dipercaya untuk menjalankan kesepakatan. Namun stasiun televisi Suspilne mewartakan berdasarkan keterangan militer Ukraina kalau serangan rudal-rudal tersebut tidak menyebabkan kerusakan signifikan.
Sedangkan sumber di sebuah kementerian di Ukraina menyebut mereka masih mempersiapkan untuk bisa mengekspor lagi gandum dari laut hitam. Selain dari Amerika Serikat, serangan di Odesa tersebut mendorong kecaman dari PBB, Uni Eropa, Inggris, Jerman dan Italia.
Menteri Pertahanan Nasional Turki Hulusi Akar mengatakan pada Sabtu kemarin, bahwa Rusia tidak bertanggung jawab dengan serangan itu. Sebelumnya pada 22 Juli 2022, satu paket dokumen ditandatangani di Istanbul untuk memecahkan masalah pasokan pangan dan pupuk ke pasar dunia sejak invasi Rusia ke Ukraina Februari lalu. Memorandum antara Rusia dan PBB menetapkan bahwa organisasi dunia terlibat dalam upaya menghapus pembatasan menghambat ekspor produk pertanian dan pupuk.
Dokumen lain mengatur mekanisme ekspor gandum dari pelabuhan Laut Hitam yang dikendalikan oleh Ukraina. Kesepakatan itu dipandang penting untuk menghentikaencegah penyelundupan senjata dan provokasi.n kenaikan harga-harga bahan pangan karena ekspor gandum diperbolehkan lagi dari pelabuhan-pelabuhan laut hitam di Odesa.
Kesepakatan antara Rusia, Turki, Ukraina dan PBB itu juga menyiratkan pembentukan pusat koordinasi empat pihak, yang perwakilannya akan memeriksa kapal gandum untuk m