Obama Opimistis Biden Dapat Selamatkan AS
NEW YORK – Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mengkritik penggantinya, Donald Trump, sebagai pemimpin yang tidak cocok menguasai Gedung Putih. Dia menjagokan mantan wakil presidennya, Joe Biden, sebagai pemimpin AS yang akan menghidupkan kembali demokrasi AS.
“Dia (Trump) tidak menunjukkan ketertarikan dalam pekerjaannya, tidak memiliki kepentingan untuk mencari kesamaan pandangan, tidak tertarik menggunakan kekuatan luar biasanya untuk membantu siapapun, tidak memanfaatkan jabatan sebagai presiden, tetapi hanya menjadikannya tidak lebih sebagai reality show yang digunakan untuk menarik perhatian,” kata Obama, dilansir Reuters.
“Trump tidak melaksanakan pekerjaan dengan baik karena dia memang tidak mampu. Itu berkonsekuensi buruk dan kegagalan yang parah,” kecam Obama. Dia menyalahkan Tump yang mengakibatkan lebih dari 170.000 rakyat AS meninggal karena pandemi korona, jutaan pekerjaan hilang dan ekonomi yang menuju resesi.
Selama satu periode kepemimpinan Trump, Obama memang cenderung diam. Dia baru melancarkan kritik di saat Konvensi Nasional Partai Demokrat yang akan memberikan dukungan bagi Biden sebagai calon presiden (capres). Obama merupakan politik yang masih populer sehingga pidatonya efektif untuk memberikan dukungan personal bagi Biden.
“Selama delapan tahun, Joe merupakan salah satu orang yang berada di ruangan ketika saya membuat keputusan besar,” kata Obama. “Dia (Biden) membuat saya menjadi presiden yang lebih baik dan memiliki karakter dan pengalaman untuk membuat kita menjadi negara yang lebih baik,” papar dari Museum Revolusi Amerika di Philadelphia.
Obama telah memperingatkan saat dia masih menjabat presiden bahwa ia akan menganggapnya sebagai “penghinaan pribadi” jika warga Amerika memilih Trump jadi penggantinya. Obama akan mengatakan konsekuensi dari pemerintahan Trump adalah lepasnya dorongan terburuk AS, berkurangnya reputasi yang dibanggakan di seluruh dunia, dan ancaman yang tidak pernah ada sebelumnya bagi lembaga demokrasi AS. “Saya mendorong para pemilih untuk memilih Biden,” paparnya.
Sebelumnya, istri Barack Obama, Michelle Obama menyampaikan serangan yang berapi-api terhadap penerus suaminya, menyebut Trump tidak kompeten dan “jelas tidak mampu”. Serangannya sangat mengejutkan banyak orang Amerika karena ibu negara AS, baik mantan maupun yang sedang menjabat, cenderung menjauh dari pentas politik.
Bagaimana tanggapan Trump? “Alasan saya di sini adalah karena Presiden Obama dan Joe Biden,” kata Presiden Trump, membalas serangan Obama. Saat konferensi pers Gedung Putih pada Rabu (19/8), Trump ditanyai tentang pernyataan pendahulunya. “Saya melihat kengerian yang dia tinggalkan kepada kami dan kebodohan transaksi yang dia lakukan,” kata presiden AS itu. “Lihatlah betapa buruknya dia (Obama), betapa tidak efektifnya dia sebagai presiden, dia sangat tidak efektif, sangat buruk.”
Trump menjelaskan, Presiden Obama tidak melakukan pekerjaannya dengan baik. “Mereka (Obama dan Biden) melakukan pekerjaan yang sangat buruk sehingga saya berdiri di hadapan Anda sebagai presiden,” terangnya.
Sebelumnya, bakal calon Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, tidak hanya memiliki karisma, tapi juga keterbukaan untuk menerima berbagai pandangan. Akhir-akhir ini, dukungan terhadap Biden terus mengalir, termasuk dari para elite politik Partai Republik.
Biden yang mencalonkan diri melalui Partai Demokrat tak menyangka akan mendapat sokongan dari mantan rivalnya Bernie Sanders dan pentolan Republik John Kasich. Michelle Obama juga siap menyusun parade dukungan kepada Biden dalam empat hari ke depan.
“Menanggapi krisis besar yang kami hadapi saat ini, kami juga memerlukan aksi besar dari pemimpin besar yang mampu membawa kami bertahan,” ujar Sanders, senator AS yang kini mendukung penuh Biden. Sanders juga diundang hadir dalam parade virtual Michelle.
Wabah virus corona Covid-19 memaksa Biden dan tim suksesnya untuk mengalihkan parade politik dari panggung konvensional menuju layar lebar. Rencana kampanye di Milwaukee dan Wisconsin pada pekan ini juga dibatalkan. Begitupun dengan kampanye-kampanye ke depannya.
Bahkan, pemungutan suara yang akan dilaksanakan November mendatang juga kemungkinan akan dilangsungkan secara online. Para politisi dari kubu Demokrat menyarankan agar pemungutan suara dilakukan melalui email, sekalipun anggaran di Postal Service dipangkas oleh Louis DeJoy.
Melalui kampanye online, Biden tidak hanya berharap dapat menyampaikan visi dan misinya, tapi juga mendengarkan keluhan dan perjuangan masyarakat di tengah pandemi.