Netanyahu Sambut Baik Rencana Trump Damaikan Israel-Palestina
NAGALIGA — Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyambut baik rencana perdamaian antara negaranya dengan Palestina yang direncanakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Dia berharap rencana perdamaian itu menjadi momen bersejarah, sebab kesempatan itu hanya bisa datang sekali bagi kedua negara.
“Peluang seperti ini datang sekali dalam sejarah dan tidak dapat dilewatkan. Saya penuh harapan bahwa kita berada di ambang momen bersejarah dalam sejarah negara kita,” kata Netanyahu, dikutip dari AFP, Minggu (26/1).
Netanyahu sendiri diundang Trump ke Washington, Selasa pekan depan. Mereka akan bertemu untuk membahas perdamaian Israel dengan Palestina.
Trump menggambarkan peluang perdamaian itu sebagai ‘kesepakatan akhir’. Trump hanya berupaya menjembatani kesenjangan besar antara pihak Israel dan Palestina.
Proposal rencana perdamaian ini dikerjakan menantu sekaligus penasihat Trump, Jared Kushner mulai 2017. Prosesya sebagian besar bersifat rahasia.
Pengumuman rencana perdamaian pun telah berulang kali ditunda. Terutama terhambat masalah politik di Israel.
Trump sendiri menyebut upaya perdamaian Israel-Palestina merupakan rencana besar. Dia mengklaim kedua negara tersebut sama-sama ingin menuju perdamaian.
“Ini rencana besar, yang benar-benar akan berhasil,” kata Trump.
Di sisi lain, Israel akan menghadapi pemilu. Setidaknya ada dua kandidat sejauh ini, yakni Netanyahu, dan pesaingnya Benny Gantz.
Dikutip dari AP, Gantz juga diundang Trump ke Washington. Dia pun membenarkan undangan tersebut dan menyatakan bersedia ke Washington bertemu Trump untuk membicarakan lebih jauh rencana perdamaian ini.
“Ini adalah saat-saat yang menentukan, baik untuk perbatasan dan karakter Israel serta struktur demokrasinya,” ujarnya.
“Oleh karena itu, saya telah memutuskan untuk menerima undangan yang diberikan kepada saya oleh Presiden Trump dan bertemu dengannya secara langsung pada hari Senin ini sebagai pemimpin partai terbesar di Israel,” kata Gantz Gantz dalam pidato yang disiarkan langsung.
Rencana perdamaian itu akan dirilis ketika sidang pemakzulan Trump oleh Senat berlanjut di Capitol Hill. Rencana itu diharapkan akan sangat menguntungkan bagi Israel dan menawarkannya kontrol atas sebagian besar Tepi Barat.
Di pihak Palestina, mereka masih menuntut atas seluruh wilayah yang dicaplok Israel pada tahun 1967 tersebut. Mereka sudah jauh-jauh hari telah menolak rencana perdamaian Trump. Sementara sebagian besar komunitas internasional mendukung sikap Palestina.