Netanyahu: Israel Tak Akan Biarkan Iran Memperoleh Senjata Nuklir!
TEL AVIV – Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan pada upacara wisuda Akademi Penerbangan Angkatan Udara Israel bahwa negaranya tidak akan membiarkan Iran memperoleh senjata nuklir.
Pihaknya juga tidak akan membiarkan pasukan Teheran dan kelompok bersenjata pro-Iran untuk mendapatkan pijakan di Suriah.
“Kami terus menentang upaya Iran dan kelompok bersenjata pro-Iran untuk mendirikan pangkalan militer di Suriah. Kami tidak akan berkompromi tentang masalah ini, sama seperti kami tidak akan berkompromi dengan upaya musuh kami untuk membangun rudal presisi di Suriah, Lebanon dan di tempat lain,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan
“Kami tidak akan membiarkan Iran memperoleh senjata nuklir. Kami tidak berpikiran ringan tentang ancaman terhadap kami, tetapi kami tidak menghindar dari mereka,” lanjut pernyataan Netanyahu seperti dikutipSputniknews, Kamis (24/12/2020).
“Kebijakan kami jelas dan konsisten: siapa pun yang mencoba menyakiti kami akan menerima pukulan telak. Dalam menghadapi bahaya, Angkatan Udara (Israel) siap untuk bertindak tegas—pada jarak berapa pun, di arena apa pun, dan pada target apa pun,” paparnya.
Bulan lalu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan mereka telah menyerang Pasukan Quds Iran dan target militer Angkatan Bersenjata Suriah di Suriah. Pihak Suriah menyatakan bahwa pasukan pertahanan udaranya menembak jatuh beberapa misil Israel, namun, tiga orang tewas, dan satu orang terluka akibat serangan tersebut.
Dalam beberapa tahun terakhir, Suriah telah mengalami ratusan serangan udara. Damaskus menuduh militer Israel melakukan serangan terhadap wilayahnya, sementara Tel Aviv sebagian besar menghindari tanggung jawab atas serangan tersebut hingga baru-baru ini.
Pada pertengahan Desember, IDF mengaku bertanggung jawab atas berbagai serangan sepanjang tahun 2020, mengklaim mereka bertujuan untuk mengurangi “kubu” Iran di Suriah.
Teheran sendiri membantah mengerahkan pasukan apa pun di Suriah, selain penasihat militer.
Ketegangan antara Israel dan Iran sangat tinggi baru-baru ini setelah pembunuhan fisikawan nuklir Iran; Mohsen Fakhrizadeh, yang tewas dalam penyergapan terhadap konvoi mobilnya di pinggiran Teheran pada akhir November. Pejabat Iran menyalahkan pembunuhan itu pada agen mata-mata Israel; Mossad.
Tel Aviv tidak membantah atau mengonfirmasi tuduhan tersebut. Sebelumnya, Tel Aviv mengklaim Fakhrizadeh adalah kepala unit militer rahasia Iran yang diduga mengerjakan senjata nuklir. Iran terus-menerus membantah tuduhan bahwa program nuklirnya dirancang untuk membuat jenis senjata nuklir apa pun, dan bersikeras bahwa program itu hanya melayani tujuan damai.