Meski Musuhan, Iran Undang AS Selidiki Tragedi Pesawat Ukraina
TEHERAN – Meski permusuhan Iran dan Amerika Serikat (AS) sedang memanas, Teheran tetap mengundang Badan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) Amerika untuk bergabung dalam penyelidikan mengenai tragedi jatuhnya pesawat Ukraina di dekat Teheran. Pesawat Ukraine International Airlines (UIA) 757 jatuh dan menewaskan 176 orang di dalamnya.
Pesawat Ukraina tipe Boeing 737-800 itu jatuh setelah lepas landas dari Bandara Internasional Imam Khomeini di Teheran, Rabu pagi. Pesawat hendak menuju Kiev, Ukraina. Tragedi itu terjadi beberapa jam setelah Iran menyerang dua markas militer Amerika Serikat di Irak dengan 15 rudal.
Teheran dituduh sejumlah pihak, termasuk para pejabat AS, telah menembak pesawat sipil itu secara tak sengaja dengan misil Tor buatan Rusia. Iran sejauh ini tetap membantah tuduhan yang mereka anggap tidak masuk akal tersebut.
NTSB Amerika dalam pengumuman di Twitter mengonfirmasi bahwa mereka menerima undangan Teheran untuk bergabung dalam penyelidikan mengenai kecelakaan pesawat UIA 757.
“Pusat Operasi Respons Badan Keselamatan Transportasi Nasional menerima pemberitahuan resmi dari Badan Investigasi Kecelakaan Pesawat (AAIB) dari Organisasi Penerbangan Sipil Iran mengenai kecelakaan pesawat Ukraine International Airlines PS752…NTSB telah menunjuk perwakilan terakreditasi untuk penyelidikan kecelakaan itu, melibatkan Boeing 737-800,” bunyi pernyataan badan independen tersebut, seperti dikutip dari akun Twitter-nya, @NTSB_Newsroom, Jumat (10/1/2020).
“AAIB Iran adalah lembaga investigasi utama dan pertanyaan mengenai kemajuan penyelidikan harus diarahkan ke sana,” lanjut NTSB Amerika.
Sementara itu, Ukraina meluncurkan penyelidikan soal kemungkinan apakah Iran secara tak sengaja menembak jatuh pesawat Boeing 737-800 Ukraine International Airlines dengan rudal Tor buatan Rusia. Sebanyak 176 orang tewas dalam tragedi itu, di mana korban terbanyak adalah warga Iran dan Kanada.
Sekretaris Dewan Keamanan Ukraina, Oleksiy Danilov, mengatakan para pejabatnya sudah berada di Iran dengan misi untuk mencari puing rudal atau bukti lain yang mendukung dugaan bahwa pesawat sipil itu jatuh akibat serangan.
“Serangan roket, mungkin sistem rudal Tor, adalah di antara teori kerja utama, karena ada informasi di internet tentang unsur-unsur rudal yang ditemukan di dekat lokasi kecelakaan,” katanya.
Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan dinas intelijen negaranya telah mencapai kesimpulan yang sama. Tak ada warga Inggris yang masuk dalam daftar korban tewas.
“Sekarang ada badan informasi bahwa penerbangan itu ditembak jatuh oleh rudal surface-to-air Iran. Ini mungkin tidak disengaja. Kami bekerja sama dengan Kanada dan mitra internasional kami dan sekarang perlu ada investigasi yang transparan dan penuh,” kata Johnson dalam sebuah pernyataan.
“Inggris terus menyerukan semua pihak mendesak untuk mengurangi ketegangan di kawasan itu,” imbuh dia.
Johnson telah melakukan panggilan telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Menurut seorang juru bicara presiden Ukraina, kedua pemimpin itu menyerukan penyelidikan yang kredibel dan transparan tentang apa yang terjadi.
Selama beberapa hari terakhir, setidaknya dua gambar beredar di media sosial yang menunjukkan puing-puing rudal Tor buatan Rusia. Foto-foto itu sebelumnya tidak diunggah ke internet, tetapi upaya untuk melakukan geolokasi ke situs kecelakaan sejauh ini gagal, dan foto-foto itu kemungkinan tidak terkait.
Danilov mengatakan Ukraina sedang mengerjakan empat teori. Tiga di antaranya adalah ledakan pesawat akibat serangan rudal buatan Rusia, ada bom di pesawat dan ada ledakan mesin yang dahsyat. Penyebab keempat, kata dia, kemungkinan objek terbang atau pesawat tak berawak yang bertabrakan dengan pesawat.
Penyelidik Ukraina kemungkinan akan mengalami kesulitan dalam mengumpulkan bukti itu. Menurut laporan media negara itu, puing-puing dari situs kecelakaan telah dipindahkan. Hal itu menimbulkan keraguan tentang prospek penyelidikan yang independen.
Pada hari Kamis, Yuri Butusov, seorang jurnalis terkemuka yang memiliki hubungan kuat dengan dinas keamanan Ukraina, menerbitkan apa yang ia klaim sebagai kesimpulan awal dari seorang penyelidik yang bekerja di lokasi kecelakaan. Sumber yang dikutip tersebut mengatakan tidak ada bukti kebakaran di dalam mesin, sebaliknya dia menduga api berasal dari dalam kabin untuk alasan yang belum diketahui.
“Tidak adanya komunikasi dengan kontrol lalu lintas udara dan tidak adanya api berarti Anda tidak dapat mengecualikan kemungkinan serangan teroris, tabrakan dengan drone atau serangan rudal,” kata sumber tersebut seperti dikutip, The Independent, Jumat (10/1/2020).