Mengenal Avangard, Rudal Antarbenua Hipersonik Rusia
MOSKOW – Setelah bertahun-tahun melakukan uji coba, Rusia akhirnya secara resmi mulai mengoperasionalkan rudal antarbenua (ICBM) hipersonik pertamanya, Avangard. Senjata ini adalah satu dari sejumlah senjata yang disebutkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pidatonya pada medio 2018 lalu.
Avangard adalah sistem rudal strategis dengan rudal balistik, dilengkapi dengan unit tempur bersayap hipersonik. Rudal yang mempunyai panjang 5,4 meter ini mampu terbang dalam lapisan atmosfer dengan kecepatan hipersonik, bermanuver di sepanjang jalur penerbangan dan ketinggian serta mengatasi pertahanan anti rudal.
Berkaca pada kemampuan seperti itu, Avangard dirancang menggunakan bahan komposit baru agar bisa menahan suhu hingga 2.000 Celcius yang dihasilkan dari penerbangan melalui atmosfer dengan kecepatan hipersonik. Militer Rusia menyebut rudal ini mampu terbang 20 kali lebih cepat dari kecepatan suara.
Rudal antarbenua terbaru ini diluncurkan di atas rudal balistik antarbenua. Namun tidak seperti hulu ledak rudal biasa yang mengikuti jalur yang dapat diprediksi setelah pemisahan, Avangard dapat membuat manuver tajaam di atmosfer dalam perjalanan menuju target. Kemampuan ini membuatnya menjadi sulit untuk dicegat.
Mantan Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Ivanov mengatakan, Avangard terus menerus mengubah arah dan ketinggiannya ketika terbang melintasi atmosfer, secara zigzag di jalurnya menuju target, sehingga mustahil untuk memprediksi lokasi senjata itu.
Kemampuan ini pun menuai pujian dari Presiden Rusia Vladimir Putin. Putin mencatat bahwa kemampuannya untuk melakukan manuver tajam dalam perjalanan menuju sasaran akan membuat pertahanan rudal menjadi tidak berguna.
“Itu mengarah ke sasaran seperti meteorit, seperti bola api,” kata Putin saat berpidato pada Maret 2018 seperti dikutip dari AP, Sabtu (28/12/2019).
Avangard memiliki jangkauan lebih dari 6.000 km, beratnya sekitar 2.000 kg, dan dapat membawa muatan nuklir atau konvensional. Sebuah laporan kantor berita Rusia, TASS, hulu ledak nuklir Avangard adalah lebih dari 2 megaton.
Laporan media Rusia mengindikasikan Avangard akan dipasang pada rudal balistik antarbenua RS-18B buatan Soviet, yang diberi nama kode SS-19 oleh NATO. Kedepannya, Avangard akan dipasang pada calon rudal balistik antarbenua Sarmat setelah secara resmi dioperasionalkan.
Putin menggambarkan Avangard sebagai terobosan teknologi yang sebanding dengan peluncuran satelit pertama Soviet pada tahun 1957. Ia pun dengan lantang mengklaim bahwa Rusia adalah satu-satunya negara yang dipersenjatai dengan senjata hipersonik.
Putin juga mencatat bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah, Rusia kini memimpin dunia dalam mengembangkan seluruh kelas senjata baru, tidak seperti di masa lalu ketika mengejar AS.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bulan lalu bahwa pihaknya mendemonstrasikan Avangard kepada tim inspektur AS sebagai bagian dari langkah-langkah transparansi di bawah perjanjian senjata nuklir New Start dengan AS.
Militer Rusia sebelumnya juga telah mengoperasionalkan senjata hipersonik lain dengan jarak yang lebih kecil.
Kinzhal (Belati), yang dibawa oleh jet tempur MiG-31, resmi dioperasionalkan oleh angkatan udara Rusia tahun lalu. Putin mengatakan rudal itu terbang 10 kali lebih cepat dari kecepatan suara, memiliki jangkauan lebih dari 2.000 kilometer dan dapat membawa nuklir atau hulu ledak konvensional. Militer Rusia mengatakan rudal itu mampu mengenai target di darat dan kapal laut.