Media Barat Perdana Saksikan Derita Warga Gaza Gegara Agresi Israel
Jurnalis CNN Atlanta untuk pertama kalinya mendapat kesempatan menyaksikan langsung kengerian di Jalur Gaza selatan Palestina
CNN menjadi media Barat pertama yang meliput langsung secara independen situasi di Gaza selatan, yang kini menjadi target utama serangan militer Israel sejak agresi diluncurkan 7 Oktober lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari Rafah, CNN melaporkan bahwa banyak anak-anak yang dalam sekejap menjadi yatim piatu imbas agresi brutal Israel.
Salah satunya Amir Taha, bayi 20 bulan yang harus kehilangan orang tua dan dua saudara kandungnya hingga akhirnya dirawat oleh sang bibi.
Saat ditemui, luka segar terlihat di dahi bayi mungil itu. Memar ungu dan bengkak juga tampak di sekitar salah satu mata cokelatnya yang besar.
Menurut keterangan sang bibi, Nehia Al-Qadra, keluarga Amir Taha tewas sejak 7 Oktober lalu. Dengan usianya yang sekecil itu, Amir tak pernah tahu bahwa ia kini tinggal sebatang kara.
“Mereka menemukan Amir dalam pelukan ibunya terbaring di jalan,” kata Al-Qadra.
“Adiknya meninggal, kakaknya meninggal, pamannya, dan adiknya yang lain terluka di rumah sakit. Inilah kami, dia tidak memiliki ibu atau ayah atau kakak perempuan maupun saudara laki-laki. Sekarang hanya kami berdua dan Tuhan,” ucap dia, seperti dikutip CNN.
Bagai dihantam palu godam, sang bibi bercerita bagaimana Amir merindukan orang tuanya.
Al-Qadra menuturkan Amir sempat mencari-cari ayahnya. Dia melihat seorang perawat yang mirip dengan sang ayah dan terus memanggil-manggil dirinya.
“Kemarin dia melihat seorang perawat yang mirip ayahnya, dan dia terus berteriak ‘Ayah! Ayah! Ayah!,” kata Al-Qadra, sambil mengatakan dirinya harus menunjukkan video sang ayah untuk menenangkan keponakannya tersebut.
CNN meliput Amir di sebuah rumah sakit lapangan di Rafah, Gaza selatan. Rumah sakit ini didirikan oleh pemerintah Uni Emirat Arab.
Sementara itu, di jalan-jalan sekitar, CNN melihat betapa banyak sampah dan puing-puing bangunan yang hancur.
Orang-orang berkeliaran di luar seperti zombie di tengah pemboman berat tak henti-henti.
Sebagian besar toko tutup, dan antrean panjang mengular di luar toko roti. Hujan yang mengguyur kawasan itu juga membuat lokasi yang sudah mengenaskan tersebut kian mengkhawatirkan lantaran dipenuhi genangan.
Agresi Israel di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 18.600 orang, mayoritas anak-anak dan perempuan.
Jumlah korban jiwa ini bahkan nyaris dua kali lipat total korban invasi Rusia di Ukraina yang menewaskan 10 ribu orang.
Banyaknya korban sipil yang berjatuhan lantaran pasukan Zionis menyerang tanpa pandang bulu.
Berbagai sekolah, rumah sakit, tempat ibadah, hingga kamp pengungsian menjadi target bombardir Israel.