Lari dari Serangan Turki, Keluarga Kurdi Mengungsi di Sekolah
HASAKAH – Dua pekan lalu, Leith Ahmed yang baru berusia 13 tahun itu sibuk belajar bahasa Inggris dan Arab di sekolah di Suriah timur laut, saat serangan Turki memaksa dia dan keluarganya mengungsi demi menyelamatkan nyawa.
Sekarang mereka tinggal di ruang kelas sekolah yang jaraknya 80 km dari kota Hasakah, tempat pejabat Kurdi menjalankan pemerintahan otonom selama bertahun-tahun. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), lebih dari 176.000 orang telah meninggalkan rumahnya sejak Turki melancarkan serangan militer terhadap milisi Kurdi dan Amerika Serikat (AS) menarik keluar pasukannya dari Suriah timur laut.
“Sekitar 80.000 anak telah mengungsi,” papar para pejabat PBB. Hanya sekitar 7.100 Kurdi Suriah telah mengungsi ke Irak, sisanya masih terjebak di kota-kota Suriah yang dikelola Kurdi seperti Hasakah.
Sebagian besar wilayah timur laut Suriah dikontrol Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dianggap Turki sebagai kelompok teroris. Turki menyerang wilayah itu untuk membentuk zona aman.
“Saya terutama suka pelajaran bahasa Inggris dan bahasa Arab. Saya ingin kembali,” kata Leith, berdiri di lapangan sekolah Hasakah saat para wanita menyiapkan makanan untuk 178 pengungsi.
Dia lari bersama orangtua dan dua saudaranya dari kota Ras al Ain setelah serangan udara Turki. Tampaknya mereka tak dapat kembali lagi ke kota asalnya dalam waktu dekat. Otoritas pun telah menyiapkan lebih dari 40 sekolah di Hasakah untuk dapat menampung para pengungsi yang terus berdatangan.