Krisis Corona, Uni Eropa Tutup Gerbang Selama 30 Hari
NAGALIGA — Untuk mencegah penyebaran pandemi corona (Covid-19) yang lebih besar, Uni Eropa menyatakan akan menutup gerbangnya dari dunia selama 30 hari.
Seperti dilansir AFP, Selasa (17/3), Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan negara anggota Uni Eropa telah sepakat untuk melarang para pelancong baik turis maupun profesional dari luar blok itu selama 30 hari.
“Jerman akan mengimplementasikannya segera,” kata Merkel yang merupakan pemimpin negara Eropa dengan ekonomi terbesar tersebut.
Merkel mengatakan negara-negara Uni Eropa akan melakukan aksi koordinasi untuk memastikan kesepakatan tersebut berjalan agar pandemi corona tak lagi membesar di blok tersebut. Benua Eropa diketahui telah menjadi episentrum baru pandemi corona yang terdeteksi mula di Wuhan, China sekitar akhir tahun lalu.
Bukan hanya itu, gelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Uni Eropa yang akan digelar pekan depan pun akan dilakukan lewat video konferensi.
“Dewan Eropa yang biasanya melakukan pertemuan pada Kamis dan Jumat di Brussels (Belgia) itu tak akan terjadi nanti. Sekali lagi, pekan depan kami akan melakukan pertemuan kepala negara atau pemerintahan lewat konferensi video,” ujar Kepala Dewan Uni Eropa Charles Michel, Selasa.
Terpisah, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mendesak langkah tegas dan kuat dari Eropa guna memerangi pandemi virus corona. Sejauh ini diketahui ada 71 ribu kasus positif Covid-19 di Eropa, 3.330 di antaranya telah meninggal. Tiga negara terbanyak menderit Covid-19 di Eropa adalah Italia, Spanyol, dan Prancis.
Direktur Regional WHO untuk Eropa, Hans Kluge mengatakan , “Setiap negara tanpa terkecuali, harus melakukan aksi terkuat mereka untuk menghentian atau menekan ancaman virus.”
Kluge pun menyatakan WHO menyambut kabar baik ketika mendengar negara di benua biru itu telah waspada dan melakukan tindakan pencegahan. Selain itu, Kluge mengatakan WHO memina penyelenggara negara di kawasn itu untuk melakukan langkah guna memastikan pasien terindikasi positif corona atau tidak. Ketika ditemuan, maka harus diterapkan langkah-langkah khusus untuk menghindari penularan lain.
“Setiap negara harus mengisolasi yang sakit, dan mengarantina kontak dekat mereka, dan mempertimbangkan social distancing,” kata Kluge.
Merujuk pada data WHO per 18 Maret 2020 pukul 02.47 WIB, saat ini di tingkat global ada 184.976 kasus positif Covid-19, dengan tingkat kematian 7.529 yang mencakup 159 negara terjangkit. Di Eropa lima negar dengan jumlah kasus terbesar berturut-turut dari yang paling banyak adalah Italia (27980), Spanyol (11178), Prancis (6573), Jerman (6012), dan Swiss (2650).