Korea Selatan: Korut Akan Hancurkan Diri Sendiri Bila Gunakan Nuklir
Korea Selatan mengeluarkan peringatan terhadap Korea Utara pada Selasa (13/9). Seoul menekankan, Pyongyang hanya akan menghancurkan dirinya sendiri bila menggunakan senjata nuklir.Kementerian Pertahanan Korsel mengatakan, Korut akan semakin terisolasi dari dunia sebagai konsekuensinya. Sebab, Korsel dan Amerika Serikat akan memperkuat tanggapan mereka terhadap Korut.
Korsel berniat meningkatkan pertahanan rudal, serta kemampuan serangan pencegahan dan pembalasan untuk mengatasi ancaman Korut. Pihaknya juga akan meminta komitmen keamanan dari AS.
Kemhan Korsel akan menuntut bantuan dari AS dengan semua kemampuan yang tersedia, termasuk senjata nuklir. Menanggapi pernyataan itu, Korut kemungkinan akan naik pitam.
“Kami memperingatkan bahwa pemerintah Korut akan menghadapi tanggapan luar biasa dari aliansi Korsel-AS dan menempuh jalur penghancuran diri bila mencoba menggunakan senjata nuklir,” tegas juru bicara Kemhan Korsel, Moon Hong-sik, dikutip dari Associated Press, Selasa (13/9).
Korsel jarang memberikan pernyataan keras semacam itu ketika menyinggung Korut. Pasalnya, Korut berusaha untuk tidak mengeruhkan ketegangan di Semenanjung Korea.
Kendati demikian, Korsel mengambil pendekatan baru usai Korut mengesahkan undang-undang terkait persenjataan nuklirnya.
UU itu memungkinkan senjata nuklir digunakan sebagai serangan pencegahan. Definisi longgar perihal pencegahan tersebut menimbulkan kekhawatiran meluas di Korsel.
Sebagian menduga, Korut akan memanfaatkan dasar hukum itu untuk mengintimidasi para pesaingnya. Dengan demikian, mereka dapat menuntut konsesi terkait pembatasan persenjataan nuklir.
Pemimpin Korut, Kim Jong-un, menegaskan bahwa negaranya tidak akan pernah menyerahkan senjata nuklir mereka. Dia menolak melepaskannya meski menghadapi sanksi selama seratus tahun.
Kim mengaku membutuhkan senjata nuklir untuk mengatasi ancaman AS. Dia mengatakan, AS tengah berusaha melemahkan pertahanan negara dan meruntuhkan pemerintahan Korut.
“Yang paling penting dari menyusun undang-undang kebijakan senjata nuklir adalah untuk menarik garis yang tidak dapat dilanggar sehingga tidak ada tawar-menawar atas senjata nuklir kami,” jelas Kim saat berpidato di Parlemen Korut, dikutip dari The Guardian.
Kim telah menggencarkan rentetan uji coba persenjataan sepanjang tahun ini. Dia telah menembakkan sejumlah rudal balistik berkemampuan nuklir yang menargetkan daratan AS dan Korsel.
Selama berbulan-bulan, AS dan Korsel menuding, Korut akan turut meluncurkan uji coba nuklir pertamanya sejak 2017. Korsel lantas mengusulkan kesepakatan dengan Korut.
Presiden Korsel, Yoon Suk-yeol, menawarkan dukungan ekonomi bagi Kim. Sebagai imbalan, dia meminta denuklirisasi. Menepis tawaran itu, Korut melontarkan hinaan terhadap pemerintah Yoon.
“Memikirkan bahwa rencana barter ‘kerja sama ekonomi’ dengan kehormatan kami, nuklir kami, adalah impian, harapan, dan rencana Yoon, kami menyadari bahwa dia benar-benar naif dan masih kekanak-kanakan,” ujar adik perempuan Kim Jong-un, Kim Yo-jong, dikutip dari AFP.