Korban Tewas Aksi Demonstrasi di Ethiopia Meningkat Jadi 86 Jiwa
ADDIS ABABA – Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed menyatakan pada Minggu (3/11), jumlah korban tewas dalam aksi protes yang terjadi pada bulan lalu telah meningkat menjadi 86 jiwa. Ia mendesak warga Ethiopia untuk melawan pasukan yang mengancam akan menghambat kemajuan negara itu.
“Kami harus menghentikan pasukan yang berusaha menarik kami dua langkah ke belakang, sementara kami melangkah maju,” kata Abiy dalam konferensi pers dengan organisasi berita lokal yang disiarkan oleh Fana Broadcasting, media yang berafiliasi dengan pemerintah.
Pendukung aktivis Jawar Mohammed turun ke jalan pada 23 dan 24 Oktober lalu untuk memprotes sikap aparat keamanan. Aksi ini terjadi setelah Mohammed mengaku kalau polisi telah mengepung rumahnya di ibukota Addis Ababa.
Jumlah korban tewas terbaru, yang pemerintah akui termasuk 82 laki-laki dan empat perempuan. Sebagian besar korban berasal dari kelompok etnis Oromo dan Amhara. “Korban termasuk kaum Muslim dan Kristen,” katanya.
Menjelang pemilihan umum pada tahun 2020, Abiy harus berjalan di garis tipis antara meningkatnya kebebasan politik dan memerintah di antara orang kuat yang tengah berupaya membangun kekuatan etnis dengan menuntut lebih banyak akses ke tanah, kekuasaan, dan sumber daya untuk kelompok mereka.
Sejak pengangkatannya pada tahun 2018, Abiy telah memulai reformasi politik yang membuatnya mendapatkan pujian internasional. Tetapi, kondisi ini juga meningkatkan ketegangan yang telah lama terjadi di antara banyak kelompok etnis di negara terpadat kedua di Afrika dengan populasi lebih dari 100 juta jiwa itu.
Abiy memenangkan hadiah perdamaian Nobel bulan lalu atas upaya perdamaian yang mengakhiri dua dekade permusuhan dengan musuh lama Eritrea.