Kompak Lawan Amerika, Rusia dan China Umumkan Persahabatan Tanpa Batas
Jakarta – China dan Rusia mengumumkan kemitraan strategis yang mendalam antara kedua negara. Pernyataan itu diungkapkan dalam pertemuan tatap muka antara Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Pitin pada hari pembukaan Olimpiade Musim Dingin Beijing, Jumat, 4 Februari 2022.
Dalam pernyataan bersama, kedua negara menegaskan bahwa hubungan baru mereka lebih unggul dibandingkan aliansi politik atau militer mana pun di era Perang Dingin. “Persahabatan antara kedua Negara tidak memiliki batas, tidak ada bidang kerjasama terlarang,” ujar kedua presiden. Mereka mengumumkan rencana untuk berkolaborasi di sejumlah bidang termasuk ruang angkasa, perubahan iklim, kecerdasan buatan dan kontrol internet.
Perjanjian tersebut menandai pernyataan paling rinci dan tegas dari tekad Rusia dan China untuk bekerja sama melawan Amerika Serikat. Kedua negara pun sepakat membangun tatanan internasional baru berdasarkan interpretasi mereka tentang hak asasi manusia dan demokrasi.
Amerika Serikat menanggapi dengan dingin pernyataan Rusia dan China. Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan Presiden Joe Biden memiliki hubungan sendiri dengan China.
Ihwal pengerahan pasukan Rusia di dekat perbatasan Ukraina, Psaki mengatakan fokus AS saat ini adalah bekerja dengan mitra jika Rusia menginvasi Ukraina. “Kami juga telah menyampaikan bahwa konflik destabilisasi di Eropa akan berdampak pada kepentingan China di seluruh dunia,” katanya.
Daniel Russel, diplomat top Departemen Luar Negeri AS untuk Asia Timur di pemerintahan Obama, mengatakan Xi dan Putin berdiri bersama melawan AS dan Barat. Kedua negara ini juga siap menahan sanksi dan melawan kepemimpinan global Amerika.
“Meskipun tidak bersekutu secara formal, China dan Rusia menjadikan tujuan bersama sebagai masalah taktis untuk lebih membela kepentingan masing-masing dan sistem otoriter mereka dari tekanan Barat”, katanya.
Jonathan Eyal dari Royal United Services Institute yang berbasis di London mengatakan kedua negara sama-sama merasa terpojok oleh Amerika Serikat dan Barat. “Saatnya telah tiba untuk menyatakan visi mereka tentang dunia dan mempromosikannya secara agresif.”