Kisruh Ucapan Menlu Rusia Soal Nazi dan Zelensky: Apa Itu Anti-Semitisme?
Moskow -Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dalam sebuah wawancara menyebutkan bahwa Presiden Ukraina Volodymr Zelensky tidak jauh berbeda dengan Adolf Hitler atau pemimpin Nazi.
“Fakta bahwa dia adalah seorang Yahudi tidak meniadakan unsur-unsur Nazi di negaranya. Saya percaya bahwa Hitler juga memiliki darah Yahudi,” kata Lavrov, dikutip dari Jerusalem Post.
Lavrov menyatakan bahwa Zelensky sebenarnya dapat mempromosikan perdamaian antara negara bagian, kalau dia berhenti memberikan perintah kepada pasukan Nazi.
Ketika membicarakan Nazi, Rusia merujuk pada pasukan Batalyon Azov. Batalyon Azov adalah milisi sukarelawan yang dibentuk di kota Berdyansk dan digunakan untuk mendukung tantara Ukraina dalam memerangai separatis pro-Rusia yang ada di wilayah Ukraina Timur.
Ucapan dari Lavrov memantik polemik dan perdebatan. Bahkan, Komisioner Anti-Semitisme Jerman Felix Klein, mengecam ucapan dari Lavrov. Klein menyatakan bahwa pernyataan yang diucapkan oleh Lavrov tidak masuk akal.
Selain itu, Klein juga mengatakan bahwa pernyataan dari Lavrov adalah bentuk olok-olok pada para korban kekejaman Nazi.
“Tanpa malu-malu, ia menghadapi tidak hanya orang Yahudi, tetapi public internasional dengan Anti-Semitisme terbuka,” kata Klein, dikutip dari Reuters.
Lalu, apa sebenarnya anti-Semitisme alias anti-semit?
Mengutip dari laman USHMM, disebutkan bahwa anti-Semitisme, juga kerap disingkat anti-semit adalah sebuah kebencian terhadap kaum Yahudi. Istilah ini diperkenalkan oleh Wilhem Marr, seorang jurnalis Jerman.
Pada 1879, Marr memperkenalkan istilah ini untuk merujuk kebencian terhadap kaum Yahudi dan kebencian terhadap beragam tren politik, seperti liberal, kosmopilitan, dan internasional pada abad 18 dan 19.
Salah satu bentuk anti-Semitisme yang paling kejam adalah pembantaian terhadap kaum Yahudi Eropa yang didukung oleh Nazi dan kolaboratornya dari tahun 1933 hingga 1945.