Ketegangan AS- Iran, Arab Saudi Minta Semua Pihak Tahan Diri
NAGALIGA — Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mendesak semua pihak agar tenang supaya peningkatan ketegangan hubungan antara Amerika Serikat (AS)- Iran yang terjadi akibat pembunuhan seorang jenderal top Iran Qasem Soleimani oleh tentara Negeri Paman Sam tidak semakin membahayakan dunia.
Desakan disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan setelah AS memperingatkan bahwa negaranya akan menghadapi peningkatan risiko serangan rudal dan pesawat tak berawak dari Iran setelah pembunuhan tersebut. Maklum, Arab Saudi selama ini dikenal sebagai sekutu Washington.
Hubungan dekat tersebut membuat Arab Saudi rentan terhadap serangan balasan Iran.
“Ini pasti momen yang sangat berbahaya. Kami berharap semua aktor mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mencegah eskalasi dan provokasi lebih lanjut” kata Pangeran Faisal seperti dikutip dari AFP, Senin (6/1).
Pangeran Faisal berbicara setelah pertemuan para menteri luar negeri negara-negara pantai Arab dan Afrika, termasuk Mesir, Yaman dan Djibouti. Pertemuan itu sendiri bertujuan untuk meningkatkan keamanan regional.
AS membunuh Soleimani pada pekan lalu. Pembunuhan tersebut dilakukan atas arahan Presiden AS Donald Trump.
Soleimani selama ini dipandang sebagai orang paling kuat kedua di Iran. Tak heran pembunuhannya menciptakan ketegangan paling dramatis antara Washington dan Teheran.
Peningkatan ketegangan tersebut memicu kekhawatiran dunia akan terjadinya konflik besar di Timur Tengah usai pembunuhan tersebut. Apalagi, setelah kejadian tersebut Iran menyatakan bahwa mereka tidak lagi mematuhi batasan pengayaan uranium yang diatur dalam perjanjian nuklir 2015.
Dengan mengabaikan batas pengayaan uranium, itu artinya Iran kembali melanjutkan program nuklir.