Kemlu: Tidak Ada WNI Jadi Korban Banjir di Libya Timur
Kementerian Luar Negeri RI memastikan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam banjir besar yang melanda Libya timur pada Senin (11/9).
Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha, mengatakan Kedutaan Besar RI (KBRI) di Tripoli terus memantau perkembangan di lapangan dan telah mengimbau WNI agar waspada dan memantau prakiraan cuaca di media resmi pemerintah.
Per Senin (11/9) kemarin, setelah melakukan komunikasi dengan otoritas di Libya Timur dan komunitas masyarakat Indonesia, dipastikan tak ada WNI yang menjadi korban.
“Sampai hari ini, Senin, 11 September 2023, tidak terdapat informasi adanya WNI yang menjadi korban banjir besar di Libya timur,” kata Judha dalam keterangan resminya, Selasa (12/9).
KBRI Tripoli mencatat ada 282 orang WNI yang tinggal di Libya, di mana sebagian besar di antaranya bertempat tinggal di wilayah Libya barat.
Sementara itu bagi WNI di seluruh Libya yang mengalami keadaan darurat juga bisa menghubungi Hotline KBRI Tripoli 24 jam dengan nomor +218 94 891.
Sebelumnya pihak berwenang Libya melaporkan ada lebih dari dua ribu orang tewas dan ribuan lainnya hilang, akibat tersapu banjir bandang yang menghantam kota Derna di Libya timur.
Banjir bandang di kota timur Libya itu disebabkan Badai Mediterania Daniel dan hujan deras yang melanda wilayah itu.
Kepala pemerintahan di wilayah timur Libya, Osama Hamad, juga mengonfirmasi kematian dua ribu warga akibat banjir di Derna.
“Jumlah korban hilang mencapai ribuan dan korban tewas melebihi 2.000 orang,” ujar Hamad seperti dikutip Reuters.
Imbas bencana ini, parlemen Libya juga mengumumkan tiga hari berkabung. Otoritas berwenang juga mendeklarasikan status darurat ekstrem hingga menutup sekolah, toko, dan memberlakukan jam malam.
Bencana ini juga terjadi di tengah krisis politik yang masih merundung Libya. Pemerintah yang diakui secara internasional berbasis di Tripoli, tidak menguasai wilayah timur Libya yang dilanda banjir ini.