Ke Paris, Retno Sampaikan Harapan RI kepada Prancis sebagai Ketua UE
Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia Retno Marsudi, bertemu Menteri Pertahanan dan Menteri Luar Negeri Prancis saat berkunjung ke Paris.
Pertemuan dengan Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly berlangsung pada Jumat (18/2/2022). Pada kesempatan itu, kedua menteri membahas tentang situasi keamanan di Eropa dan Asia, antara lain isu Ukraina dan Myanmar.
Pertemuan juga membahas kerja sama strategis di berbagai bidang, termasuk di bidang pertahanan.
“Mengulang apa yang disampaikan Presiden RI saat menerima Menteri Parly, kerja sama pertahanan tidak hanya terfokus pada pembelian alutsista, namun juga pengembangan kapasitas, riset, dan produksi bersama serta investasi, dalam rangka memperkuat industri strategis nasional,” kata Retno dikutip dari laman resmi Kemlu RI.
Retno dan Parly berharap, pertemuan 2+2, pertemuan Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan RI-Prancis, dapat diselenggarakan dalam waktu dekat.
1. RI-Prancis ingin memperkuat kerja sama bidang kesehatan
Adapun pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian terjadi pada Minggu (20/2/2022).
Pertemuan itu dimanfaatkan untuk membahas kerja sama bilateral yang lebih luas, meliputi bidang kesehatan, transisi energi, hambatan perdagangan komoditi, isu Indo-Pasifik, dan bertukar pandangan mengenai perkembangan di Ukraina dan Myanmar.
Kedua pihak sepakat untuk terus perkuat kerja sama kesehatan. Indonesia juga mengapresiasi dukungan vaksin dari Prancis. Sejauh ini, Indonesia telah menerima 6,3 juta dosis vaksin COVID-19 dari Prancis.
Dalam konteks yang lebih strategis, Prancis telah menyampaikan dukungannya agar Indonesia menjadi salah satu hub dari pengembangan vaksin berbasis mRNA di kawasan Asia. Menurut Retno, perluasan produksi vaksin mRNA merupakan hal krusial demi memastikan keadilan dan pemerataan vaksin.
“Dalam jangka panjang, kami ingin meningkatkan kapasitas produksi vaksin mRNA. Perluasan hub produksi dan transfer teknologi vaksin ke negara-negara berkembang dapat mendorong pemerataan dan keadilan vaksinasi dunia,” ujar Retno.
2. RI minta dukungan Prancis untuk transisi energi
Transisi energi juga menjadi topik pembicaraan kedua menteri. Indonesia menekankan pentingnya transfer teknologi yang terjangkau dan investasi, agar semua negara dapat melakukan transisi energi tanpa mengorbankan pembangunan dan pemenuhan SDGs.
Alumni Universitas Gadjah Mada itu juga mengajak Prancis untuk meningkatkan investasi di Indonesia, terutama di bidang transisi energi. Hal ini sejalan dengan kesepakatan kedua negara yang tertuang dalam Letter of Intent on Cooperation to Accelerate Energy Transition in Indonesia.
Terkait kerja sama perdagangan, di masa presidensi Prancis di Uni Eropa (UE), Retno berharap Paris dapat mendorong kemajuan perundingan I-EU CEPA, sekaligus tidak ada lagi diskriminasi terhadap produk kepala sawit, termasuk dalam rancangan regulasi terkait deforestation free products.
3. Situasi Indo-Pasifik jadi sorotan
Terkait situasi di Indo-Pasifik, Retno menyampaikan bahwa pada ASEAN telah mendukung usulan Indonesia mengenai concept paper on Mainstreaming Four Priority Areas of the ASEAN Outlook on Indo Pasific.
Retno mengajak Prancis berpartisipasi dalam kerja sama konkret di bidang maritim, SDGs, perdagangan, dan investasi.
“Saya berharap Prancis menjadi salah satu negara pertama yang membangun kerja sama dengan ASEAN di bidang maritim, SDGs, perdagangan, dan investasi,” kata Retno.
Sementara itu, terkait isu Myanmar, Retno mengungkapkan bahwa Indonesia terus mendorong implementasi 5 poin konsensus yang sampai saat ini belum mencapai kemajuan berarti.
Krisis Ukraina-Rusia tak luput dari pembahasan. Indonesia berharap agar semua pihak memberikan kesempatan bagi negosiasi dan diplomasi untuk bekerja.