Kasus Virus Corona di AS Melonjak, Tambah 2.411 Pasien Sehari
NAGALIGA — Kasus positif virus corona di Amerika Serikat melonjak drastis hingga mencapai mencapai 46.145 pada Selasa (24/3). Angka itu menempatkan AS menjadi negara dengan pasien Covid-19 terbanyak ketiga setelah China dan Italia. Padahal beberapa hari lalu jumlah kasus di AS masih di bawah Spanyol.
Berdasarkan data terkini Worldometers, pertambahan kasus baru mencapai 2.411. Sementara hingga saat ini korban meninggal akibat terinfeksi virus corona di AS mencapai 582, dan 295 orang dinyatakan sembuh.
Pada Senin (23/3) AS mencatatkan jumlah korban meninggal terbanyak dalam sehari. Dikutip dari CNN, lebih dari 100 kematian baru dilaporkan.
Gubernur New York, Andrew Cuomo resmi memerintahkan menutup seluruh wilayah atau lockdown mulai Minggu (22/3) malam.
Sebelumnya pemerintah Negara Bagian California mewajibkan 40 juta penduduk untuk tinggal di rumah hingga waktu belum ditentukan.
Presiden AS Donald Trump mengatakan obat antimalaria Chlroquine dan Hydroxychloroquine bisa digunakan untuk mengobati orang yang terinfeksi virus corona.
Kata dia kedua obat tersebut belum mendapat izin resmi untuk digunakan pada pasien yang terinfeksi virus corona di AS.
Dia juga mengatakan bahwa kombinasi Hydroxycloroquine dan Azithromycin bisa menjadi salah satu pengobatan Covid-19.
Namun dokter Eugene Du yang sekaligus CEO Cool Quit, perusahaan beranggotakan tim dokter yang memerangi pandemi virus corona mengatakan kombinasi Hydroxychloroquine dan Azithromycin untuk mengobati Covid-19 belum terbukti secara klinis aman dan efektif. Ini hanya jadi salah satu bukti anekdot dari laporan kasus di negara lain.
Hingga saat ini virus corona telah menginfeksi 381.739 orang di seluruh dunia, 16.558 meninggal, dan 102.429 dinyatakan sembuh.
Kasus terbanyak dilaporkan terdapat di China 81.171, dan Italia 63.927. Saat ini Italia menjadi negara dengan korban meninggal akibat Covid-19 terbanyak dengan 6.077, nyaris dua kali lipat dari China yakni 3.277.