Kasus Corona di Peru Capai 20.000, Naik Dua Kali Lipat dalam 9 Hari
LIMA – Peru melaporkan peningkatan pesat kasus virus corona pekan ini dan mencapai 20.000 pada Kamis (23/4). Jumlah itu dua kali lipat dalam sembilan hari.
Wabah itu semakin mengacaukan ekonomi produsen tembaga terbesar nomor dua di dunia itu.
Krisis corona mengakibatkan jutaan orang tak memiliki pekerjaan dan rumah sakit kewalahan merawat para pasien Covid-19.
Para pasien dirawat di lorong-lorong rumah sakit, masker dipakai berulang kali dan para petugas medis berunjuk rasa karena khawatir dengan keselamatannya.
Kementerian Kesehatan Peru memperkirakan jumlah pasien mencapai puncak dalam beberapa hari mendatang dan pekan mendatang.
Para petani koka di Peru mengalami penurunan harga 70% dan mereka meminta pemerintah membeli stok yang ada. Koka merupakan tanaman semak yang digunakan untuk membuat kokain.
Peru mencatat kasus pertama corona pada 6 Maret dan membutuhkan 25 hari untuk mencapai 1.000 kasus. Hanya perlu 14 hari berikutnya untuk mencapai 10.000 kasus pada 14 April.
Kasus meningkat dua kali lipat menjadi 20.914 pada Kamis (23/4). Peru memiliki total 572 orang meninggal dunia.
Peru memiliki jumlah kasus tertinggi kedua di Amerika Selatan setelah Brasil, meski lockdown ketat diterapkan untuk mencegah penyebaran wabah itu.
Pada 15 Maret, Peru menutup perbatasan dan meminta warga melakukan karantina selama 15 hari saat hanya 71 kasus tercatat. Karantina diperpanjang hingga 26 April.