Kapal Induk AS Senilai Rp178 T Tak Siap Bertahan dalam Perang
WASHINGTON – Hasil pengujian menunjukkan sebuah kapal induk senilai USD13 miliar atau lebih dari Rp178 triliun milik Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) tidak siap untuk mempertahankan diri dalam pertempuran.
Kapal induk USS Gerald R. Ford (CVN-78) menghabiskan USD13 miliar dalam pembangunannya atau melebihi anggaran yang semestinya. Selain itu, proyek pembangunan kapal ini mengalami keterlambatan.
Penilaian terbaru terhadap USS Gerald R. Ford berasal dari Kantor Uji Operasional dan Evaluasi (DOT & E) Pentagon.
Menurut laporan Kantor Direktur DOT & E, pengujian di atas kapal mengungkapkan kekurangan dan keterbatasan pada tiga sistem tempur penting, yaitu sistem peperangan elektronik SLQ‐32 (V) 6, SPY-3 Multi-Function Radar (MFR), dan Cooperative Engagement Capability (CEC).
“Kekurangan dan keterbatasan ini mengurangi kemampuan pertahanan diri kapal secara keseluruhan,” bunyi laporan tersebut yang dikutip dari Business Insider, Rabu (5/2/2020).
“Selama tes pengembangan, MFR dan CEC gagal mempertahankan arah dan melacak salah satu ancaman pengganti dalam serangan multi-target,” lanjut laporan tersebut.
“Sistem pengawasan elektronik SLQ-32 (V) 6 menunjukkan kinerja buruk yang mendorong Angkatan Laut untuk menunda uji operasional tambahan sampai masalah itu dapat diperbaiki,” imbuh laporan kantor itu.
Angkatan Laut AS hanya melakukan satu dari empat tes pertahanan diri kapal (SDTS) pada CVN-78 yang direncanakan. “Jika Angkatan Laut tidak melakukan kegiatan yang tersisa, pengujian tidak akan cukup untuk menilai efektivitas operasional sistem tempur CVN-78,” papar laporan Kantor DOT & E.
Dalam kasus tiga sistem bermasalah, Angkatan Laut akan menjalankannya melalui berbagai skenario di atas kapal uji untuk melihat bagaimana mereka melacak, mengelola, dan berkomunikasi dengan sistem lain tentang target spesifik.
Bloomberg, yang pertama kali melaporkan kemunduran pada pertahanan diri USS Gerald R. Ford, menulis bahwa berbagai kemampuan pertahanan diri dari sebuah kapal induk adalah penting, terutama karena meningkatnya kekhawatiran tentang kerentanan mereka terhadap senjata yang tidak bisa ditahan, seperti rudal anti-kapal.
“Ketiga sistem itu dimaksudkan untuk menyediakan fungsi pertahanan diri untuk kapal induk,” kata Bryan Clark, seorang pakar pertahanan dan mantan perwira Angkatan Laut AS, kepada Business Insider.
“SLQ-32 dirancang untuk mendeteksi radar rudal aktif dan juga menghentikannya,” jelas Clark, seraya menambahkan bahwa sistem ini dapat menginformasikan kemampuan pertahanan diri USS Gerald R. Ford, seperti Rolling Airframe Missiles dan Evolved Sea Sparrow Missiles serta senjata jarak dekat.
“Radar multifungsi seharusnya mengambil kontak itu,” kata Clark. “Dan, kemudian hal itu dilewati oleh CEC ke mungkin kapal terdekat yang dapat membantu mencari cara untuk melibatkan target.”
“Kemampuan tempur ini perlu untuk mempertahankan kapal induk Ford. Tapi, juga, jika itu tidak berfungsi dengan baik, itu kehilangan kesempatan besar untuk dapat menjadi bagian dari jaringan pertempuran sebagai lawan hanya menjadi aset yang dipertahankan,” ujar Clark kepada Business Insider.