Jakarta – Presiden Amerika Serikat Joe Biden menduga Presiden Rusia Vladimir Putin telah memutuskan untuk menyerang Ukraina dalam hitungan beberapa hari ke depan. Pernyataan Biden ini diucapkan setelah muncul kabar pihak separatis pro-Rusia diminta pergi dari Kota Donetsk dan Kota Luhansk pada Jum’at malam 18 Februari 2022.
“Kami memiliki alasan untuk percaya bahwa pasukan Rusia berencana dan berniat menyerang Ukraina satu minggu yang akan datang, dalam beberapa hari ini. Sampai saat ini, saya yakin dia (Putin) telah membuat keputusan,” kata Biden di Gedung Putih, seperti dilansir dari Reuters, Sabtu 19 Februari 2022.
Intelijen militer Ukraina melaporkan pasukan khusus Rusia telah menyimpan bahan peledak di fasilitas infrastruktur sosial di Kota Donetsk. Mereka juga mendesak agar warga tidak keluar rumah. Biro Keamanan Federal Rusia belum mau menanggapi tuduhan ini.
Walaupun belum ada pernyataan resmi, kantor berita Rusia mewartakan terjadi dua ledakan di Luhansk, yakni salah satu kota yang ingin memisahkan diri dari Ukraina. Dalam pemberitaan disebutkan ada bagian dari sebuah pipa gas di daerah itu, terbakar.
Sebelumnya, para pemimpin separatis di Donetsk dan Luhansk juga mengeluarkan pernyataan lewat sebuah video. Mereka mengumumkan evakuasi dan menuduh Ukraina bersiap untuk menyerang kedua wilayah itu dalam waktu dekat. Kyiv langsung membantah kabar tersebut.
Beberapa jam setelah pengumuman evakuasi, sebuah jip meledak di luar gedung pemerintah pemberontak di kota Donetsk. Wartawan Reuters melihat kendaraan itu dikelilingi pecahan peluru dan sebuah roda terlempar akibat ledakan. Media Rusia menyebut kendaraan naas itu milik seorang pejabat separatis.
Sekitar 700 ribu warga, yang sebagian besar berbahasa Rusia di daerah Donetsk, disebut telah diberi kewarganegaraan Rusia oleh Moskow. Beberapa jam setelah terjadi ledakan, sebagian dari mereka naik bus di titik evakuasi.
Presiden Putin sendiri telah menegaskan jika Rusia tidak mau terlibat perang di perbatasan Ukraina, menyusul kabar penarikan sebagian pasukan militernya. Demi menghindari konfrontasi, Putin bahkan menyarankan supaya ada langkah diplomatik yang konstruktif antara Moskow dan negara-negara Barat.