Jarang Terjadi, AS Peringatkan Potensi Serangan di Pantai Sri Lanka
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Sri Lanka pada Rabu (23/10/2024) mengeluarkan peringatan tentang kemungkinan serangan di pantai tujuan selancar yang populer.
Peringatan semacam ini jarang terjadi, sehingga polisi Sri Lanka langsung bertindak untuk meningkatkan keamanan para wisatawan. Menurut Kedubes AS di Colombo, mereka mendapat informasi kredibel tentang serangan yang menargetkan destinasi wisata terkenal di Teluk Arugam.
“Mengingat situasi perang di Timur Tengah dan Eropa Timur, polisi bersama badan intelijen sedang menyusun rencana untuk melindungi para wisatawan dan resor,” kata Kepolisian Sri Lanka, dikutip dari kantor berita AFP.
Mereka tidak memberikan rincian lebih lanjut, hanya mengatakan bahwa ada saluran telepon khusus bagi wisatawan untuk melaporkan isu keselamatan apa pun ke pihak berwenang.
Sebelumnya, di media sosial beredar seruan boikot terhadap produk-produk Israel di wilayah tersebut. Kantor berita AFP melaporkan, aksi unjuk rasa kelompok setempat terhadap perang Israel di Gaza dan Lebanon mendapat dukungan masyarakat luas di negara mayoritas Buddha tersebut.
Adapun warga Israel berjumlah tak sampai 1,5 persen (20.000 orang) dari 1,5 juta wisatawan yang melancong ke Sri Lanka dalam sembilan bulan pada 2024. Namun, Teluk Arugam yang berlokasi sekitar 400 kilometer di timur Colombo adalah lokasi berselancar populer bagi wisatawan Israel.
Belum ada serangan di Sri Lanka sejak bom Minggu Paskah pada 2019 yang menewaskan 279 orang, termasuk 45 warga asing. Serangan terkoordinasi terhadap tiga hotel mewah dan tiga gereja itu dituding dilakukan oleh kelompok lokal yang terkait ISIS.
Jumlah wisatawan anjlok tajam setelahnya, dan kembali terpukul selama krisis ekonomi 2022 yang memicu kerusuhan sipil. Akan tetapi, jumlah wisatawan asing meningkat setelah dana talangan dari Dana Moneter Internasional (IMF) tahun lalu membantu menstabilkan perekonomian Sri Lanka.