Italia Ingin Lepas dari Ketergantungan Gas Rusia, tetapi Tidak Sekarang
ROMA – Italia berencana untuk memutus ketergantungan pada pasokan gas Rusia pada paruh kedua 2024, kata Menteri Transisi Ekologi Italia Roberto Cingolani dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada Selasa.
“Kita harus mandiri pada paruh kedua 2024, kita bisa melakukannya tanpa mengimpor gas Rusia,” kata Cingolani dalam sebuah wawancara dengan harian La Repubblica.
Saat ditanya tentang mekanisme pembayaran gas dengan mata uang rouble yang diusulkan Rusia, Cingolani mengatakan bahwa Komisi Uni Eropa (EU) perlu mengambil keputusan politik yang “jelas dan tidak ambigu”.
Keputusan yang jelas itu, menurut Cingolani, untuk menghindari tanggung jawab dialihkan ke masing-masing pemerintah negara serta perusahaan minyak dan gas.
Para menteri energi negara anggota Uni Eropa mengadakan pembicaraan darurat untuk membahas upaya menanggapi permintaan Moskow agar pembeli Eropa membayar gas Rusia dalam rouble atau menghadapi pemutusan pasokan gas.
Rusia pekan lalu menghentikan pasokan gas ke Bulgaria dan Polandia setelah kedua negara itu menolak untuk membayar dengan mata uang rubel.
Negara-negara EU tersebut sudah berencana untuk berhenti menggunakan gas Rusia tahun ini dan mengatakan mereka dapat mengatasi penghentian pasokan gas tersebut.
Aturan pembayaran gas dalam rubel dapat membantu melindungi ekonomi Rusia dari dampak sanksi Barat.
Rusia memasok 40 persen pasokan gas ke EU dan memenuhi 26 persen impor minyak EU.
Komisi Eropa pada akhir Mei akan mengungkap rencana untuk mengakhiri ketergantungan Eropa pada bahan bakar fosil dari Rusia pada 2027, termasuk dengan memperluas penggunaan energi terbarukan dan merenovasi bangunan untuk mengonsumsi lebih sedikit energi.