Israel Tes Rudal Berkemampuan Nuklir, Iran Merasa Jadi Target
TEL AVIV – Israel telah menguji coba sistem propulsi roket baru yang oleh media setempat digambarkan sebagai rudal yang mampu membada hulu ledak nuklir. Teheran merasa uji coba senjata Zionis itu ditujukan terhadap Iran.
Uji coba misil Israel dilakukan pada Jumat pagi kemarin di sebuah pangkalan udara di bagian tengah negara tersebut. Kementerian Pertahanan Israel mengatakan uji coba senjata ini bagian dari rencana modernisasi pertahanan rudal.
Media yang berbasis di Tel Aviv, i24 News, melaporkan sistem propulsi rudal yang diuji mampu meluncurkan muatan pertahanan atau serangan dengan jangkauan hingga 2.000 kilometer. Senjata ini juga mampu membawa hulu ledak nuklir.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menyindir Amerika Serikat dan negara-negara Eropa yang bungkam dengan uji coba misil Zionis.
“Israel hari ini (Jumat) menguji coba rudal nuklir yang ditujukan ke Iran,” tulis Zarif di Twitter.
“E3 (tiga negara Eropa) dan AS tidak pernah mengeluh tentang satu-satunya persenjataan nuklir di Asia Barat—dipersenjatai dengan rudal yang sebenarnya dirancang agar mampu membawa nuklir— tetapi memiliki kelemahan karena yang lebih konvensional dan defensif,” lanjut Zarif, yang dikutip dari akun Twitter-nya @JZarif, Sabtu (7/12/2019).
Kementerian Pertahanan Israel mengumumkan tes sistem propulsi roket dilakukan dari pangkalan militer Palmochim, yang terletak di selatan Tel Aviv.
AS telah secara sepihak keluar dari kesepakatan nuklir multinasional yang dikenal sebagai JCPOA pada Mei 2018. Washington kemudian melanjutkan dengan melancarkan kampanye “tekanan maksimum” terhadap Teheran dengan menjatuhkan seretentan sanksi yang mengguncang ekonomi negara para Mullah tersebut.
Zarif sendiri termasuk dari beberapa pejabat Iran yang dijatuhi sanksi oleh Amerika.
Iran telah berulang kali membantah tuduhan bahwa pihaknya berniat memperoleh senjata nuklir. Negara itu bertekad untuk terus mematuhi kesepakatan JCPOA dan mendesak para penandatangan JCPOA dari Eropa untuk menjamin nasib Iran di tengah sanksi-sanksi yang dijatuhkan AS.