Israel Resmi Izinkan Warganya Bepergian ke Arab Saudi
YERUSALEM – Pemerintah Israel secara resmi mengizinkan para warganya melakukan perjalanan ke Arab Saudi, baik untuk tujuan haji dan umrah maupun untuk bisnis. Langkah pemerintah negara Yahudi ini dinilai media setempat sebagai tanda baru pemanasan bagi kedua negara untuk menjalin hubungan.
Pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengumumkan kebijakan baru itu pada hari Minggu, sebagaimana dikutip Times of Israel, Senin (27/1/2020). Menteri Dalam Negeri Aryeh Deri menandatangani perintah yang mengizinkan warga Israel untuk pergi ke Kerajaan Arab Saudi guna berpartisipasi dalam pertemuan bisnis atau untuk mencari investasi asalkan mereka mendapat undangan dari badan resmi dan telah mengurus dokumen yang diperlukan untuk memasuki negara itu.
Kebijakan itu juga secara resmi memungkinkan warga Muslim Israel untuk melakukan perjalanan ke kota Makkah guna melakukan ibadah haji atau pun umrah. Selam ini warga Muslim Israel biasanya melakukan perjalanan haji menggunakan surat-surat sementara Yordania.
Pernyataan kementerian itu mengatakan bahwa warga Israel akan diizinkan untuk melakukan perjalanan ke Arab Saudi hingga sembilan hari, tetapi seorang pejabat kemudian mengklarifikasi bahwa izin tersebut akan berlaku selama 90 hari.
Sebelumnya, hukum Israel melarang warga melakukan perjalanan bagi warganya ke banyak negara Arab, termasuk Arab Saudi, tanpa izin tegas dari menteri dalam negeri. Selama larangan itu, para pengusaha negara Yahudi nekat melakukan perjalanan secara diam-diam.
Arab Saudi sendiri belum membuat pengumuman yang mencabut larangan warga negara Israel untuk berkunjung. Para pejabat Israel sudah sering blakblakan bahwa kedua negara menjalin hubungan klandestin dalam beberapa tahun terakhir, terutama yang befokus pada masalah keamanan terkait permusuhannya dengan Iran.
Pada bulan Juli, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menjamu seorang blogger Arab Saudi, Mohammed Saud, di kantornya di Yerusalem, sehari setelah lelaki itu diserang oleh warga Palestina yang marah karena pandangannya yang pro-Israel. Saud, yang dikenal sebagai pendukung keras Netanyahu, diundang ke Israel oleh Kementerian Luar Negeri sebagai bagian dari delegasi blogger dan jurnalis dari berbagai negara Arab.
Pada bulan September, Arab Saudi dengan keras menyerang pengumuman Netanyahu bahwa ia akan mencaplok Lembah Jordan dan bagian-bagian lain Tepi Barat. Saudi kemudian mengadakan pertemuan darurat Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk mengutuk langkah yang direncanakan Netanyahu.