Israel Klaim Bongkar Jaringan Mata-Mata Iran
TEL AVIV – Otoritas Israel telah menangkap lima imigran Yahudi asal Iran karena menjadi agen mata-mata bagi Teheran. Mereka terdiri atas empat perempuan dan satu pria.
Dinas keamanan internal Israel, Shin Bet, mengungkapkan, kelima agen Iran tersebut bertugas merekrut warga Israel untuk memotret situs-situs strategis, termasuk mengumpulkan informasi intelijen. Para warga Israel yang telah direkrut dan melaksanakan instruksi diberi imbalan uang.
“Para tersangka mengambil foto situs-situs penting yang strategis di Israel, termasuk Konsulat Amerika Serikat (AS) di Tel Aviv, berusaha menjalin hubungan dengan para politisi, memberikan informasi tentang pengaturan keamanan di berbagai situs, dan melakukan pelanggaran lainnya. Semuanya atas arahan (seorang) Iran dan dengan imbalan ribuan dolar,” kata Shin Bet, dilaporkan Times of Israel, Rabu (12/1/2022).
Shin Bet mengungkapkan, dalam satu kasus, operasi Iran yang menjalankan jaringan mata-mata mencoba meyakinkan salah satu tersangka untuk meningkatkan kemampuan bahasa Persia mereka dan bergabung dengan unit intelijen militer di Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Menurut Shin Bet, agen Iran di balik jaringan mata-mata tersebut teridentifikasi sebagai Rambud Namdar. Dia berpura-pura menjadi seorang Yahudi yang tinggal di Teheran.
“Telah terjadi peningkatan oleh agen intelijen Iran yang menjangkau warga Israel dalam upaya untuk mengumpulkan intelijen yang dapat membantu [Iran] dalam perjuangannya melawan Israel,” kata seorang pejabat Shin Bet, dilaporkan Jerusalem Post.
Keberhasilan Shin Bet membongkar jaringan mata-mata Iran dipuji Perdana Menteri Israel Naftali Bennett. “Israel sedang dalam kampanye melawan Iran. Kami melihat upaya yang jelas dan upaya tak henti-hentinya oleh Korps Pengawal Revolusi Iran untuk merekrut warga Israel,” ujar Bennett.
Israel dan Iran telah lama menjadi musuh. Tel Aviv memandang Teheran sebagai ancaman terbesar bagi eksistensinya. Keduanya sudah kerap terlibat aksi saling ancam melancarkan serangan.