Ironis, Politisi Anti-Gay Digerebek Sedang Pesta Seks 25 Pria Gay
BRUSSELS – Seorang politisi Hongaria selama mencitrakan diri sebagai sosok anti-LGBT (lesbian, gay, biseksual dan transgender). Namun, dia harus menanggung malu setelah digerebek polisi Brussels sedang pesta seks yang melibatkan 25 pria gay.
Pesta asusila kaum homoseks di Ibu Kota Belgia itu digerebek polisi karena melanggar aturan pembatasan untuk mencegah penyebaran virus corona baru (Covid-19).
Lantaran menanggung malu, politisi bernama Jozsef Szajer, 59, itu akhirnya mengundurkan diri dari Parlemen Eropa pada hari Minggu lalu.
Szajer yang mewakili partai Fidesz—partai berkuasa pimpinan Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban—meminta maaf dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa karena melanggar pembatasan yang dimaksudkan untuk memerangi penyebaran Covid-19.
Namun, dia tidak mengomentari pesta seks gay yang melibatkan dirinya. Dia juga meminta orang-orang untuk memperlakukan masalah itu sebagai “masalah sangat pribadi” baginya.
Surat kabar Belgia, HLN dan media lain melaporkan pada hari Selasa bahwa polisi Belgia menemukan sekitar 25 pria, sebagian besar telanjang, menghadiri pesta seks di atas sebuah kafe tidak jauh dari Grand Place di pusat sejarah Ibu Kota Belgia, Jumat lalu.
Kantor Kejaksaan Umum di Brussel mengonfirmasi bahwa seorang pria yang diidentifikasi sebagai S.J. hadir dan diduga mencoba melarikan diri dengan memanjat melalui jendela lantai pertama sebuah apartemen di bawah sebelum dia ditangkap.
Sarah Durant, juru bicara wakil jaksa penuntut umum wilayah Brussels, mengatakan seorang pejalan kaki telah melihat seorang pria melarikan diri di sepanjang selokan sebelum akhirnya menghubungi polisi.Mengutip dari laporan The Guardian, Kamis (3/12/2020), pejalan kaki itu mengatakan tangan pria tersebut berlumuran darah dan dia kemungkinan terluka saat mencoba melarikan diri.
Polisi menemukan narkotika di ransel pria itu.
Szajer membantah menggunakan narkoba di pesta tersebut dan mengatakan polisi menemukan satu pil ekstasi yang bukan miliknya dan bahwa dia menawarkan untuk melakukan tes narkoba di tempat, yang ditolak polisi.
Szajer mengatakan dia tidak diidentifikasi padanya saat itu dan, oleh karena itu, mengklaim kekebalan diplomatik. Polisi akhirnya mengeluarkan peringatan lisan resmi sebelum mengawalnya kembali ke kediamannya.
“Saya sangat menyesal telah melanggar pembatasan Covid—saya tidak bertanggung jawab. Saya siap membayar denda yang terjadi. Dengan pengunduran diri saya pada hari Minggu, saya menarik konsekuensi politik dan pribadi,” tulis Szajer dalam pernyataannya.
“Saya meminta maaf kepada keluarga saya, kepada rekan-rekan saya, kepada para pemilih saya. Saya meminta mereka untuk mengevaluasi kesalahan langkah saya dengan latar belakang kerja keras dan pengabdian selama 30 tahun. Salah langkah sangat pribadi. Sayalah yang memiliki tanggung jawab untuk itu.”
Setidaknya dua diplomat lainnya, seorang berusia 43 tahun dan 33 tahun, juga dilaporkan menghadiri pesta tersebut pada hari Jumat dan mengklaim kekebalan diplomatik. Namun, kedua orang itu tidak segera diidentifikasi secara terbuka oleh pihak berwenang Brussels.
Belgia membatasi pertemuan dalam ruangan untuk empat orang, dan khusus di Brussel diberlakukan jam malam dari pukul 22.00 hingga pukul 06.00 pagi, dengan semua bar dan restoran harus tetap tutup hingga pertengahan Januari mendatang.
Istri Szajer adalah Tunde Hando, seorang pengacara yang juga hakim terkemukan di Hongaria berbagi anak dengan politisi tersebut. Sebagai anggota pendiri partai Fidesz sayap kanan nasional-konservatif, Szajer secara pribadi merancang amandemen konstitusi Hongaria pada tahun 2011 untuk “melindungi institusi perkawinan sebagai penyatuan pria dan wanita.”
Setelah pengunduran dirinya, delegasi Fidesz-KDNP untuk Parlemen Eropa mengeluarkan pernyataan terima kasih kepada Szajer.”Karena telah memainkan peran penting dalam memungkinkan konservatisme sipil Hongaria dan demokrasi Kristen untuk mengambil tempat yang layak di kancah politik Eropa,” bunyi pernyataan tersebut.Partai tersebut menambahkan bahwa pengunduran diri Szajer adalah satu-satunya keputusan yang tepat.
Itu adalah yang terbaru dari serangkaian skandal yang melibatkan anggota Fidesz, yang dengan vokal menggembar-gemborkan peran Hongaria dalam membela nilai-nilai keluarga Kristen. Orban, yang terpilih sebagai perdana menteri pada tahun 2010, adalah seorang kritikus terkemuka terhadap budaya politik liberal Eropa Barat dan telah meletakkan kekuatan politiknya di atas dasar apa yang ia sebut sebagai demokrasi Kristen “tidak liberal”.
Pada bulan Juli, pengadilan Budapest menghukum anggota Fidesz dan mantan duta besar Hongaria untuk Peru Gabor Kaleta dengan hukuman penjara yang ditangguhkan selama satu tahun dan mendenda dia karena memiliki lebih dari 19.000 gambar anak di bawah umur yang eksplisit secara seksual.
Pada 2019, sebuah video bocor dari politisi Fidesz; Zsolt Borkai, berpartisipasi dalam pesta seks di kapal pesiar di Laut Adriatik. Borkai, wali kota sebuah kota berukuran sedang yang berjarak 70 mil dari Budapest, terpilih kembali pada bulan itu meskipun ada skandal itu, dan Fidesz mengatakan itu menganggapnya sebagai “masalah pribadi.”