Iran Ragu Serangan Rudal Penyebab Ledakan Situs Nuklir Natanz
Teheran mengumumkan pada bulan Mei tahun lalu bahwa Iran secara progresif akan menangguhkan komitmen tertentu berdasarkan perjanjian nuklir 2015 dengan negara-negara kekuatan dunia.
Amerika Serikat (AS) secara sepihak meninggalkan perjanjian multinasional itu pada tahun 2018.
Iran memulai kembali pengayaan uranium di Natanz September lalu, meskipun telah menyetujui perjanjian untuk menunda kegiatan tersebut. Teheran selalu membantah program nuklirnya memiliki dimensi militer.
Para pejabat intelijen Timur Tengah yang memiliki pengetahuan tentang ledakan di Natanz mengatakan kepada The New York Times awal bulan Juli bahwa kemungkinan besar itu adalah hasil dari bom yang ditanam Israel di fasilitas itu. Namun, juga bukan tidak mungkin bahwa serangan siber digunakan untuk menyebabkan kerusakan yang menyebabkan ledakan.
Para ahli dan analis mengatakan dugaan serangan Israel menunjukkan kompleksitas virus Stuxnet yang menyabotase sentrifugal pengayaan Iran satu dekade lalu.
Virus Stuxnet ditemukan pada tahun 2010 dan dilaporkan secara luas dikembangkan bersama oleh badan intelijen AS dan Israel. Serangan virus komputer ini menembus program nuklir Iran, mengambil kendali dan menyabotase sebagian proses pengayaannya. Serangan virus itu menyebabkan 1.000 dari 5.000 sentrifugal rusak dan memaksa Teheran mengatur kembali program nuklirnya.
Para pejabat intelijen yang menilai kerusakan pada fasilitas sentrifugal Natanz mengatakan kepada The New York Times bahwa mereka percaya itu akan membuat program nuklir Iran mundur seperti dua tahun sebelumnya.
Ledakan di situs nuklir Natanz adalah salah satu dari serangkaian ledakan misterius di situs-situs strategis Iran dalam beberapa pekan terakhir.