Iran: Pembunuhan Jenderal Soleimani oleh AS Adalah Terorisme Negara!
JENEWA – Pemerintah Iran menegaskan pembunuhan Jenderal Qasem Soleimani oleh Amerika Serikat (AS) adalah contoh jelas dari tindakan “terorisme negara”. Melalui duta besarnya untuk PBB di Jenewa, Teheran mengulangi seruannya untuk penegakan keadilan bagi jenderalnya tersebut.
Duta Besar Iran untuk PBB Esmaeil Baghaei Hamaneh memperingatkan PBB agar tidak meremehkan kekejaman tersebut. Pernyataannya disampaikan dalam pidato di sesi ke-47 Dewan Hak Asasi Manusia PBB hari Kamis waktu Jenewa.
Dia menyinggung sebuah laporan tahun lalu oleh Agnes Callamard, pelapor khusus PBB tentang eksekusi di luar hukum atau sewenang-wenang, bahwa pembunuhan terhadap Soleimani cukup untuk menggambarkannya sebagai “pembunuhan sewenang-wenang.”
Diplomat Iran tak puas dengan kesimpulan itu karena terkesan meremehkan kejahatan teroris dan gagal menggambarkan besarnya “pembunuhan yang tidak adil, ilegal, dan biadab.”
Deskripsi Callamard, katanya, seharusnya tidak mengarah pada meremehkan gravitasi tindakan terorisme negara oleh AS.Jenderal Soleimani, mantan komandan Pasukan Quds Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran, tewas bersama rekan-rekannya dalam serangan pesawat tak berawak AS di dekat bandara Baghdad pada Januari 2020. Serangan itu terjadi saat Soleimani melakukan kunjungan resmi ke Ibu Kota Irak.
Serangan itu langsung diperintahkan oleh mantan presiden AS Donald Trump.
Di antara para korban tewas lain dalam serangan itu adalah komandan senior kontraterorisme Irak, Abu Mahdi al-Muhandis.
Kedua komandan telah mendapatkan kekaguman besar baik di dalam negeri masing-masing maupun di sekitar Timur Tengah.
“Tindakan ini (menargetkannya) adalah kejahatan internasional yang datang untuk mengancam perdamaian dan keamanan internasional juga,” imbuh dia.
Menurutnya, kesalahan pemerintah AS, termasuk mereka yang terlibat dalam pembunuhan itu, jelas terlihat.
“Rakyat Iran, yang mengenal [Jenderal] Soleimani sebagai model seorang prajurit, dan seluruh rakyat di kawasan itu, yang melihat pembebasan mereka dari momok Daesh adalah berkat pengorbanannya, tidak akan pernah berhenti menuntut keadilan atas kejahatan yang luar biasa ini,” paparnya seperti dikutip Tehran Times, Sabtu (3/7/2021).
Hamaneh mengatakan organisasi hak asasi manusia dunia diharapkan untuk memperhatikan cakupan kejahatan dan dampak abadinya terhadap supremasi hukum serta hak asasi manusia dan martabat.
“Badan-badan tersebut harus menyadari sepenuhnya contoh nyata dari pelanggaran hukum dan penghinaan terhadap hak dasar untuk hidup,” ujarnya.