Ilmuwan Ungkap AS Tak Memiliki Rencana Soal Vaksinasi Covid-19
WASHINGTON – Rick Bright, seorang ilmuwan yang dipecat dari Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (HHS) Amerika Serikat (AS) mengatakan, Washington tidak memiliki rencana mengenai vaksinasi Covid-19. Ini berbanding terbalik dengan apa yang disampaikan Presiden AS, Donald Trump.
Bright, seperti dilansir Anadolu Agency mengatakan, jika setiap orang Amerika tidak memiliki akses ke vaksin, kapan, dan jika dikembangkan, situasinya akan menjadi bencana besar.
“Keputusan belum dibuat mengenai siapa yang akan divaksinasi terlebih dahulu, bagaimana mengidentifikasi orang-orang itu dan bagaimana meregangkan persediaan terbatas itu secara tepat,” katanya.
Dia mempertanyakan apa yang dia katakan adalah garis waktu administrasi Trump yang bisa dikatakan sangat optimis untuk pengembangan vaksin.
“Ada banyak optimisme. Ada banyak harapan. Tapi, itu tidak membuat vaksin. Ada banyak pekerjaan yang perlu dilakukan. Adalah sangat tidak mungkin bagi AS akan dapat untuk melakukan vaksinasi dalam beberapa bulan ke depan,” ujarnya.
Trump, seperti diketahui telah mengatakan bahwa dia yakin AS akan memiliki vaksin Covid-19 pada akhir tahun, sebuah hal yang dianggap para peneliti dan pakar sebagai hal yang terlalu optimis. Pasalnya, para pakar dan peneliti memprediksi vaksin virus itu baru akan disetujui dan diproduksi pada tahun depan.
Dalam wawancara dengan Fox News, Trump bahkan mengatakan, ia akan mengerahkan militer untuk mendistribusikan vaksin Covid-19, ketika itu sudah ditemukan. Menurut Trump, distribusi vaksin adalah pekerjaan yang sangat besar.
“Anda tahu, itu pekerjaan besar untuk mendistribusikan vaksin ini. Militer kami sekarang sedang dimobilisasi sehingga pada akhir tahun ini, kami akan dapat memberikannya kepada banyak orang dengan sangat, sangat cepat,” ucap Trump.