Ilmuwan Kembangkan Gen Babi yang Kebal dari Virus Mirip AIDS, Berguna Bagi Manusia
Merdeka.com – Tim ilmuwan China berhasil mengembangkan gen dari babi yang kebal terhadap penyakit yang mirip virus Acquired Immunodeficiency Syndrome (Aids).
Pemimpin tim ilmuwan, Hua Jianlian dari Northwest A&F University dan Wei Hongjiang dari Yunnan Agricultural Univeristy mengatakan, pengembangan gen dapat diterapkan untuk keperluan manusia, seperti daging tanpa lemak dan donor organ manusia.
Dalam penelitian yang dipublikasi di Jurnal Zoological awal bulan ini, tim ilmuwan menulis, gen itu melewati proses penggabungan penyuntingan gen dan rekayasa embrio. Tim juga menyatakan proses modifikasi genetik ini juga aman pada hewan peliharaan.
Penyakit yang sering mengenai ternak babi, seperti penyakit kuping biru (blue ear disease) yang disebabkan oleh virus sindrom reproduksi dan pernapasan babi (PRRSV) dikatakan Hua dan Wei dapat dibasmi melalui gen yang mereka kembangkan.
Dalam penelitian, tim menemukan fragmen gen yang dapat mengikat virus. Mereka kemudian menggunakan enzim untuk memotong tempat yang sesuai dalam DNA embrio babi, sehingga menghasilkan anak babi yang kebal terhadap virus.
Akhirnya virus yang sering menginfeksi ternak-ternak babi dapat dibasmi melalui pengembangan gen itu. Bahkan tim ilmuwan itu juga memotong gen yang menghasilkan daging babi yang rendah lemak.
Namun dalam penelitian, tim ilmuwan mengungkap mereka sulit menemukan fragmen gen yang tepat.
“Ada sekitar tiga miliar pasangan pada genom. Pertama, kita perlu tahu persis di mana lokasi pada pasangan gen, dan kemudian kita menggunakan alat khusus – yaitu, enzim – untuk memodifikasi gen pada titik tertentu,” jelas Hua, dikutip dari South China Morning Post, Kamis (27/10).
Tim ilmuwan menjelaskan untuk memodifikasi sifat gen kedua, mereka harus menunggu babi yang gennya telah dimodifikasi untuk tumbuh besar dan bereproduksi. Setelah lewat satu tahun, tim ilmuwan kembali melakukan eksperimen.
Tetapi untuk menghemat waktu dan biaya, tim ilmuwan mengembangkan metode pengeditan gen sinkron.
Tidak semua eksperimen berjalan lancar, sebab dalam penelitian hanya satu dari tiga induk babi yang berhasil melahirkan dan menghasilkan dua anak babi.
“Penelitian ini membutuhkan dukungan dari penyuntingan gen hulu, rekayasa embrio tengah dan industri pembiakan babi. Saat ini, teknologi ini berada pada tingkat yang lebih tinggi secara global dalam hal efisiensi dan biaya, jelas Hua.
Namun penelitian tim itu dapat mendorong perkembangan ternak babi dengan modifikasi genetik dan biaya yang rendah.
“Ketika teknologi sepenuhnya dikembangkan, peneliti dapat menerapkan modifikasi lain, seperti meningkatkan metabolisme babi untuk menghilangkan atau mengurangi bau kotoran, memproduksi babi peliharaan yang lebih kecil dan menciptakan donor transplantasi organ yang sesuai,” jelas Hua.