Genap Setahun Berdiri, Gatot Sebut KAMI Dicurigai sebagai Kelompok Berbahaya
JAKARTA – Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo mengatakan bahwa langkah KAMI yang usianya baru genap satu tahun, tidak selamanya diterima oleh pihak-pihak tertentu. Bahkan, kata Gatot, KAMI dicurigai sebagai kelompok berbahaya.
Hal itu disampaikan Gatot dalam orasi kebangsaannya untuk memperingati HUT ke-1 KAMI dan HUT ke-76 RI yang ditayangkan di kanal YouTube Refly Harun, Rabu (18/8/2021).
“Sudah barang tentu sikap dan langkah KAMI tersebut tidak selamanya diterima oleh pihak-pihak terkait. Namun seperti kita ketahui bersama lebih sering disalahpahami sebagai upaya yang dianggap mengganggu pemerintah. Atau menjadi lucu karena KAMI kemudian dicurigai sebagai kelompok yang berbahaya,” ujar Gatot.
Akibatnya berbagai bentuk ancaman dan teror dialamatkan kepada aktivis KAMI. Termasuk penangkapan Syahganda Nainggolan, Jumhur Hidayat, dan Anton Permana.
Gatot mengatakan, aktivis KAMI di daerah dijadikan kambing hitam atas penolakan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja. Bahkan, mereka dipenjara dalam proses hukum yang sangat dipaksakan.
“Khususnya saya memberi hormat dan simpati yang tinggi atas pengorbanan para pejuang KAMI dan tidak ada pengorbanan yang sia-sia, yakin itu,” kata Gatot.
Kendati demikian, Gatot mengaku bahwa para aktivis KAMI telah menyadari segala risiko tersebut. Ia pun mengatakan bahwa perjuangan KAMI sepenuhnya demi Indonesia.
“Namun, memang sejak awal kita semua yang berada di KAMI sangat menyadari isu sebesar itu, maka bagi kami tidak ada kata gentar, tidak ada titik kembali. Karena apa yang KAMI perjuangkan sepenuhnya hanya demi rakyat nusa bangsa dan negara,” kata Gatot.
Selama setahun KAMI berdiri, Gatot mengatakan berbagai momentum penting telah dikerjakan secara bersama-sama. Hal itu dilakukan guna mencari solusi terbaik konstruktif dan konstitusional untuk mengembalikan arah perjalanan bangsa, yang semakin hari dirasa semakin jauh dari cita-cita luhur para pendiri bangsa.
Dalam setahun ini, tambah Gatot, sekurang-kurangnya KAMI telah menyampaikan 52 public ekspose atau rata-rata kurang lebih empat kali dalam sebulan, sebagai bentuk masukan kepada berbagai pihak khususnya pemerintah dan lembaga-lembaga tinggi negara.
“Selain itu, berbagai institusi terhadap isu-isu strategis juga dilakukan dengan sangat intensif disertai langkah-langkah praktis melakukan koordinasi dan konsolidasi organisasi,” kata Gatot.