Gedung Runtuh di Mesir, 18 Orang Tewas
KAIRO – Sedikitnya 18 orang tewas dalam peristiwa runtuhnya sebuah gedung di Ibu Kota Mesir , Kairo, pada Sabtu waktu setempat. Jumlah ini meningkat dari laporan awal sebelumnya yang mencapai lima orang.
“Awak darurat di Kairo berhasil mengambil 18 mayat dari bawah reruntuhan properti yang runtuh,” lapor surat kabar Al-Ahram yang dinukil Al Araby, Minggu (28/3/2021).
Gubernur Kairo awalnya melaporkan lima orang dipastikan tewas dan 24 luka-luka dalam insiden itu yang terjadi di distrik Gesr Suez dekat Heliopolis, Kairo timur.
Gubernur Khaled Abdel Aal segera pergi ke lokasi insiden ditemani oleh pasukan perlindungan sipil. Dia memerintahkan pembentukan komite teknik untuk memeriksa kerusakan bangunan di sekitarnya.
Mesir telah beberapa kali mengalami insiden bangunan runtuh yang mematikan dan kecelakaan kebakaran industri dalam beberapa tahun terakhir. Ini dikarenakan banyak bangunan rusak dan buruknya kepatuhan terhadap peraturan perencanaan.
Bulan lalu, bangunan lain runtuh di daerah Rod el-Farag di Kairo, menewaskan tiga orang.
Dengan real estat harga premium di kota-kota besar seperti Kairo dan kota Mediterania di Alexandria, pengembang yang mencari keuntungan lebih besar sering kali melanggar izin bangunan. Lantai ekstra sering kali ditambahkan tanpa izin pemerintah yang sesuai.
Pemerintah Mesir baru-baru ini melancarkan tindakan keras terhadap bangunan ilegal di seluruh negera itu, memenjarakan pelanggar dan dalam banyak kasus menghancurkan bangunan tersebut.
Gubernur Sharqia juga mengatakan Sabtu bahwa kebakaran melanda toko-toko reyot di dekat stasiun kereta api utama di kota Zagazig timur.
Sementara itu, otoritas Mesir juga menghadapi krisis global yang dipicu oleh kapal yang terjebak di Terusan Suez sejak Selasa lalu.
Krisis telah melumpuhkan rantai pasokan global, memaksa perusahaan kargo untuk memilih antara menunggu atau opsi mahal untuk mengubah rute kapal di sekitar ujung selatan Afrika.
Kepala Terusan Suez Mesir mengatakan pada hari Sabtu bahwa kesalahan teknis atau manusia mungkin berada di balik landasan kapal kontainer besar yang memblokir jalur air vital, menyebabkan penumpukan lebih dari 300 kapal.