Sun. Oct 6th, 2024

Berita olahraga dan game online Trans7sport

Link altenatif Nagaliga : nagasuara.com ,trans7sport.com , Prediksinagaliga.com , nagaliga.xyz , nagaliga.me , nagaliga.info , nagaligasbo.com , nagaliga.best , nagaliga.club , nagaliga9.com , nagaligaqq.com , togelnagaliga.com

G7 Umumkan Rencana Infrastruktur Senilai $600 Miliar untuk Tandingi China

Para pemimpin negara-negara Group of Seven (G7) berjanji akan mengumpulkan dana $600 miliar untuk membiayai infrastuktur di negara-negara berkembang.

Aksi itu juga sekaligus untuk menandingi proyek Inisiatif Sabuk dan Jalan milik China yang sudah berjalan lebih dahulu.

Dilansir Aljazeera, presiden AS Joe Biden dan pemimpin G7 Lainnya meluncurkan program tersebut dengan nama Kemitraan untuk Infrastruktur dan Investasi Global, pada hari Minggu (26/6/2022) di Schloss Elmau, Jerman.

“Negara-negara berkembang sering kekurangan infrastruktur penting untuk membantu menavigasi guncangan global, seperti pandemi,” kata Biden.

“Sehingga mereka merasakan dampaknya lebih akut dan mereka lebih sulit pulih.”

“Ini bukan hanya masalah kemanusiaan, ini masalah ekonomi dan keamanan bagi kita semua.”

Biden menyebut Amerika Serikat akan mengerahkan $200 miliar dalam bentuk hibah, dana federal, dan investasi swasta selama lima tahun.

Dana itu nantinya akan digunakan mendukung proyek-proyek di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah yang membantu mengatasi perubahan iklim serta meningkatkan kesehatan global, kesetaraan gender, dan infrastruktur digital.

“Saya ingin menjadi jelas. Ini bukan bantuan atau amal. Ini adalah investasi yang akan memberikan hasil bagi semua orang,” kata Biden.

Ia menambahkan bahwa proyek itu akan memungkinkan negara-negara untuk “melihat manfaat sesungguhnya dari bermitra dengan demokrasi.”

Sang presiden juga mengatakan ratusan miliar dolar tambahan dapat berasal dari bank pembangunan multilateral, lembaga keuangan pembangunan, dana kekayaan negara dan lainnya.

Sementara itu, Eropa akan mengerahkan 300 miliar euro untuk prakarsa selama periode yang sama, yaitu 5 tahun.

(Kiri-Kanan) Perdana Menteri Italia Mario Draghi, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Presiden AS Joe Biden, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Dewan Eropa Charles Michel berfoto setelah makan malam selama KTT G7 yang diadakan di Kastil Elmau, Jerman selatan pada 26 Juni 2022. (LUDOVIC MARIN / POOL / AFP)

“Eropa ingin membangun alternatif dari Inisiatif Sabuk dan Jalan China, yang diluncurkan oleh Presiden China Xi Jinping pada 2013 lalu,” ujar Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen pada pertemuan itu.

Para pemimpin Italia, Kanada, dan Jepang juga berbicara tentang rencana mereka, beberapa di antaranya telah diumumkan secara terpisah.

Inisiatif Sabuk dan Jalan China melibatkan pembangunan dan program di lebih dari 100 negara yang bertujuan untuk menciptakan versi modern dari jalur perdagangan Jalur Sutra dari Asia ke Eropa.

Pejabat Gedung Putih mengatakan, rencana itu hanya memberikan sedikit manfaat nyata bagi banyak negara berkembang.

Skema itu disebutnya justru menjebak negara-negara penerima dalam utang dan dengan investasi yang lebih menguntungkan China daripada tuan rumah mereka.

Biden menyoroti beberapa proyek unggulannya, termasuk proyek pengembangan tenaga surya senilai $2 miliar di Angola dengan dukungan dari Departemen Perdagangan, Bank Ekspor-Impor AS, perusahaan AS AfricaGlobal Schaffer, dan pengembang proyek AS Sun Africa.

Bersama dengan anggota G7 dan Uni Eropa, Washington juga akan memberikan bantuan teknis sebesar $3,3 juta kepada Institut Pasteur de Dakar di Senegal.

Institut itu mengembangkan fasilitas manufaktur multi-vaksin skala industri yang pada akhirnya dapat membuat vaksin Covid-19 dan vaksin lainnya, sebuah proyek yang juga melibatkan UE.

Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) juga akan memberikan komitmen hingga $50 juta selama lima tahun ke Dana Insentif Penitipan Anak global Bank Dunia.

Friederike Roder, wakil presiden kelompok nirlaba Global Citizen, mengatakan janji investasi bisa menjadi “awal yang baik” menuju keterlibatan yang lebih besar oleh negara-negara G7 di negara-negara berkembang dan dapat mendukung pertumbuhan global yang lebih kuat untuk semua.

Negara-negara G7 rata-rata hanya memberikan 0,32 persen dari pendapatan nasional bruto mereka – kurang dari setengah dari 0,7 persen yang dijanjikan – dalam bantuan pembangunan, kata Roder.

“Tetapi tanpa negara berkembang, tidak akan ada pemulihan ekonomi dunia yang berkelanjutan,” tambahnya.

Leave a Reply

Categories

Social menu is not set. You need to create menu and assign it to Social Menu on Menu Settings.