ANKARA – Presiden
Turki Recep Tayyip Erdogan merinci kontaknya baru-baru ini dengan para pemimpin dunia tentang perkembangan di Afghanistan dan kemungkinan gelombang migrasi ke wilayah tersebut.
“Kami sedang melakukan diplomasi internasional intensif tentang perkembangan di Afghanistan dan migrasi tidak teratur,” ungkap Recep Tayyip Erdogan di Twitter.
“Kami akan terus mengambil semua langkah yang diperlukan untuk memastikan stabilitas di kawasan kami, untuk melindungi negara kami dari tekanan migrasi, dan untuk memastikan perdamaian negara kami,” papar Erdogan, berbagi infografis tentang kontaknya dengan tujuh pemimpin dunia.
Pada Minggu, Erdogan berbicara dengan Presiden Dewan Uni Eropa Charles Michel melalui telepon, mengatakan Turki tidak dapat menangani gelombang migrasi tambahan.
“Dia dan Michel membahas masalah regional, terutama perkembangan di Afghanistan dan masalah migrasi, serta langkah-langkah meningkatkan hubungan Turki-Uni Eropa,” ungkap pernyataan Direktorat Komunikasi Turki.
Presiden Turki juga berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan kemudian Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson.
Pada Sabtu, Erdogan berbicara secara terpisah melalui telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Kanselir Jerman Angela Merkel, serta Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi.
Erdogan pada Jumat mengadakan percakapan telepon dengan Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis tentang perkembangan terakhir di Afghanistan dan masalah migrasi.
Gerilyawan Taliban menguasai Afghanistan setelah merebut Kabul pada 15 Agustus, dengan presiden dan pejabat tinggi lainnya meninggalkan negara itu.
Perebutan kekuasaan yang tak terduga telah memicu gelombang pengungsi yang melarikan diri dari Afghanistan, termasuk warga sipil yang membantu tentara atau kelompok asing dan sekarang takut akan pembalasan Taliban.