Erdogan Sebut Macron Mati Otak
ISTANBUL – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa peringatan Emmanuel Macron bahwa NATO sedang sekarat mencerminkan pemahaman yang sakit dan dangkal. Ia pun mengutip pernyataan Macron yang menyebut NATO mati otak untuk balik menyerang koleganya dari Prancis itu.
Erdogan berbicara beberapa hari sebelum pertemuan puncak aliansi militer itu, yang menurut Macron sedang mengalami “mati otak” karena ketidakpastian Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump dan hubungan yang tegang dengan Turki.
Presiden Turki dan Prancis, yang telah menukar kecaman atas serangan lintas-perbatasan Ankara di timur laut Suriah, akan berada di antara para pemimpin NATO yang bertemu di pertemuan puncak aliansi trans-Atlantik itu di Inggris pada 4 Desember mendatang.
“Saya berbicara dengan Tuan Macron dari Turki dan saya akan mengatakannya di NATO: Anda harus memeriksa apakah Anda sudah mati otak lebih dulu,” kata Erdogan seperti dikutip dari Reuters
, Sabtu (30/11/2019).
Macron mengatakan dalam sebuah wawancara tiga minggu lalu kurangnya koordinasi strategis antara sekutu Eropa di satu sisi dan Amerika Serikat serta Turki, di sisi lain. Dia juga mengecam ketidakmampuan NATO untuk bereaksi terhadap apa yang disebutnya sebagai serangan “gila” Turki ke Suriah utara.
Turki lantas menolak mendukung rencana pertahanan NATO untuk Baltik dan Polandia kecuali jika mendapat lebih banyak dukungan politik untuk perangnya melawan milisi YPG Kurdi di Suriah utara.
Pernyataan Macron menarik reaksi keras dari rekan-rekan Eropa yang percaya Eropa masih perlu bergantung pada NATO, tetapi dia mengatakan pada hari Kamis bahwa pidatonya merupakan seruan membangun yang berguna dan dia tidak akan meminta maaf karena mengatakannya.