Erdogan Minta Uni Eropa Tak Memihak dalam Konflik Turki-Yunani
ISTANBUL – Presiden Recep Tayyip Erdogan meminta Uni Eropa (UE) objektif dan tidak memihak dalam perselihan antara Turki dan Yunani terkait sengketa wilayah di Mediteriania Timur.
Seruan itu disampaikan kepada Presiden Dewan Eropa Charles Michel pada hari Minggu. Menurut pemimpin Turki tersebut sikap UE terhadap Mediterania Timur akan menjadi ujian ketulusannya.
Sekadar diketahui, Turki dan Yunani yang sama-sama sekutu NATO, telah terlibat dalam sengketa eksplorasi hidrokarbon di perairan yang disengketakan di laut Mediterania Timur.
“Presiden Erdogan mengatakan sikap yang ditunjukkan oleh Uni Eropa di Mediterania Timur akan menjadi ujian ketulusan dari perspektif hukum internasional dan perdamaian regional,” bunyi pernyataan Erdogan seperti dikutip Reuters, Senin (7/9/2020).
“Presiden Erdogan meminta lembaga-lembaga Uni Eropa dan negara-negara anggota untuk berperilaku bertanggung jawab dan tetap adil, tidak memihak dan objektif pada semua masalah regional, terutama Mediterania Timur,” lanjut pernyataan Erdogan.
Sebelumnya, Michel mengatakan pada hari Jumat bahwa para pemimpin Uni Eropa akan memutuskan pendekatan “carrot and stick” ke Turki ketika mereka bertemu pada 24-25 September 2020. Uni Eropa mengusulkan konferensi untuk meredakan ketegangan di Mediterania Timur.
Bulan lalu Turki mengirim kapal survei seismik untuk eksplorasi hidrokarbon di perairan yang disengketakan di wilayah tersebut setelah Yunani dan Mesir membuat kesepakatan maritim.
Pada Kamis lalu, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan Yunani dan Turki telah sepakat untuk memulai pembicaraan teknis untuk menghindari bentrokan yang tidak disengaja di wilayah tersebut.
Keesokan harinya, Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis mengatakan Yunani akan memulai pembicaraan dengan Turki untuk menyelesaikan perselisihan di Mediterania Timur setelah “provokasi” Turki berhenti.