Enam Hal yang Ditekankan Malaysia Saat Lockdown Atasi Corona
NAGALIGA — Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin telah mengumumkan pembatasan wilayah atau yang dalam bahasa Melayu adalah Perintah Kawalan Pergerakan yang terhitung 18-31 Maret 2020 untuk menanggulangi penyebaran virus corona (Covid-19).
Itu disampaikan Muhyiddin dalam pidato kenegaraan yang disiarkan televisi nasional Malaysia, Senin (16/3).
Mengutip dari kantor berita Malaysia, Bernama, Muhyiddin menyatakan alasan lockdown diterapkan karena wabah Covid-19 di negeri itu sudah menyebar begitu pesat. Muhyiddin mengatakan di negeri itu sejauh ini tercatat ada 553 kasus positif Covid-19, di mana 511 masih dirawat di rumah sakit dan 42 telah sembuh.
“Kerajaan memandang serius situasi sebagai ancaman virus berbahaya ini, terutama pada perkembangan gelombang kedua,” kata Muhyiddin.
Oleh karena itu, demi mencegah ada risiko infeksi ke lebih banyak rakyat, maka pemerintah Malaysia pun memutuskan lockdown mulai 18 Maret 2020 hingga 31 Maret 2020 di seluruh negara itu.
Ada enam hal yang ditekankan pemerintah Malaysia dalam kebijakan lockdown tersebut.
Pertama, larangan menyeluruh aktivitas massal di seluruh negara termasuk untuk kegiatan keagamaan, olahraga, dan sosial-budaya.
“Untuk menegaskan larangan ini, semua rumah ibadah dan pertokoan diminta tutup, kecuali supermarket, pasar, minimarket, dan toko sembako,” kata Muhyiddin.
Sementara itu bagi umat Islam, Muhyiddin menyatakan penangguhan kegiatan keagamaan di masjid dan musala, termasuk salat Jumat itu selaras dengan keputusan Raja Malaysia pada 15 Maret 2020.
Kedua, melarang secara menyeluruh perjalanan rakyat Malaysia ke luar negeri. Sementara bagi yang baru dari luar negeri harus menjalani pemeriksaan kesehatan dan melakukan karantina diri 14 hari.
Ketiga, menutup semua turis maupun pelancong asing ke wilayah Malaysia. Keempat, penutupan segala jenis sekolah. Kelima, penutupan segala jenis perguruan tinggi dan institusi kejuruan di seluruh wilayah Malaysia.
Keenam, penutupan semua kantor baik pemerintah maupun swasta. Namun, perintah itu dikecualikan untuk yang menyangkut kepentingan publik yakni air, listrik, energi, telekomunikasi, layanan pos, transportasi, minyak dan gas, penyiaran, keuangan dan perbankan, terkait kesehatan, pemadam kebakaran, penjara, pelabuhan, bandara, keamanan dan pertahanan, kebersihan, dan perusahaan logistik.
Muhyiddin mengaku pemerintah menyadari rakyat Malaysia akan berpikir keputusan lockdown itu bakal membuat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Namun, kata Muhyiddin, jalan itu harus diambil demi membendung penularan wabah Covid-19.
“Kita tidak boleh menunggu lebih lama sehingga keadaan menjadi lebih meruncing,” kata dia.
Oleh karena itu, ia menegaskan pemerintah Malaysia menjamin bahan-bahan makanan dan medis termasuk masker akan dicukupi bagi rakyatnya selama masa lockdown tersebut.